Dark/Light Mode

6 Kali Masjidnya Diserang, Muslim Kanada Mengaku Diintimidasi

Sabtu, 22 Agustus 2020 10:37 WIB
Jendela Masjid Toronto, Kanada yang pecah setelah diserang. [Foto: Asosiasi Muslim Kanada]
Jendela Masjid Toronto, Kanada yang pecah setelah diserang. [Foto: Asosiasi Muslim Kanada]

RM.id  Rakyat Merdeka - Masjid di pusat Kota Toronto, Kanada itu, rutin dikunjungi Hassam Munir (25 tahun). Sayangnya, selama tiga bulan terakhir, masjid ini sudah berkali-kali diteror. Terakhir, Minggu (16/8) pekan lalu, sejumlah jendelanya kembali pecah .

Meski penangkapan telah dilakukan atas serangan berulang di Masjid Toronto yang bernaung di bawah Asosiasi Muslim Kanada (MAC) ini, Munir mengaku masih sangat prihatin.

"Ada yang mencoba mengintimidasi masyarakat Muslim. Ini tidak bisa diterima," kata Munir kepada kantor berita Al Jazeera.

"Saya khawatir, serangan ini tak semata bagi mereka yang bekerja dan beribadah di sini. Tapi juga menunjukkan adanya ketidakmengertian dan kebencian di tengah masyarakat kita.”

"Seharusnya, tidak ada orang Kanada yang merasa tidak aman di tempat ibadah mereka," katanya.

Munir juga adalah aktivis di Yaqeen Institute for Islamic Research, lembaga yang bertujuan untuk memecahkan masalah Islamofobia.

Baca juga : Cegah Korupsi, KPK Minta Peserta Pilkada Teken Pakta Integritas

Kejadian Minggu (16/8) lalu, sebenarnya sudah peristiwa ketiga kalinya dalam tiga minggu. Keseluruhan, aksi vandalisme ke masjid yang bernaung di bawah MAC yang semuanya berada di pusat Kota Toronto ini, bahkan sudah tercatat enam kali selama tiga bulan terakhir.

Aksi teror itu, selain jendela yang dipecah, dinding dan jendela juga dicorat-coreti dengan berbagai tulisan rasis.

"Insiden ini menakutkan. Kami tidak dapat menerima dan menunggu lebih lama lagi. Polisi mesti bertindak," bunyi pernyataan resmi MAC.

Dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada kantor berita Al Jazeera, Polisi Toronto mengakui, pihaknya menerima beberapa laporan aksi perusakan masjid sejak 1 Juni dari dua masjid di Toronto.

"Saat ini sudah dilakukan enam penyelidikan dan dua penangkapan," bunyi pernyataan itu.

"Unit penanganan Kejahatan Kebencian (Hate Crime Unit) kami sudah mendapat laporan kejadian ini. Kami terus melakukan penyelidikan dan bekerjasama dengan pihak masjid."

Baca juga : Rahasia Sukses Angkasa Pura I Raih Pengakuan Internasional

Sementara kasus ini ditangani pihak kepolisian, Mariam Manaa, Manajer Hubungan Masyarakat MAC mengatakan kepada kantor berita Al Jazeera, pihaknya ingin, kasus tersebut dianggap bukan sebagai sekadar kejahatan, tetapi lebih terkait kebencian.

"Kasus itu (sayangnya) masuk pasal pengrusakan. Bukannya dikenai pasal vandalisme atau niat untuk menyakiti atau membenci," katanya.

Di saat empat serangan pertama kasusnya masih belum selesai, dalam tiga sampai empat hari, pelaku perusakan ini akan dibebaskan lagi. Dan tak ada jaminan mereka tidak merusak masjid kembali.

"Kami ingin penyelidikan dan tindak lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Kami tidak ingin ini terulang kembali," tegas Manaa.

Sementara Mustafa Farooq, Pimpinan Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM), menyatakan kepada Al Jazeera, tanggapan dari Layanan Polisi Toronto (TPS) sejauh ini belum memuaskan. Karena tidak ada rencana yang jelas ke depannya untuk mencegah terulangnya serangan seperti ini.

"TPS mengesampingkan motif kebencian dari kejadian ini. Buktinya, hanya beberapa hari setelah penangkapan pertama, serangan kembali terjadi," katanya.

Baca juga : Ngeyel Main HP Di Pesawat, Anak Amien Diketawain

“Bagi kami, enam serangan dalam waktu sesingkat itu menunjukkan pola sistematis yang memprihatinkan dan perlu penyelidikan lebih lanjut.”

"Kami mendesak TPS untuk menyelidiki sepenuhnya kasus ini, sebagai rangkaian serangan yang berpotensi bermotif kebencian. Kedua, polisi agar memberikan rencana yang jelas, sehingga tidak ada lagi serangan yang terjadi di banyak pusat Kota Toronto."

Menurut MAC, Masjid Toronto adalah salah satu masjid yang paling banyak dikunjungi di wilayah Toronto. Mariam Manaa menyatakan, MAC peduli dengan keselamatan jamaah, di samping juga para pejalan kaki.

"Ini jalanan yang sangat sibuk. Saya membayangkan, melempar batu bata ke kaca di jalan yang ramai, bisa membuat orang lain terluka."

April lalu, bertepatan bulan Ramadan, umat Islam di Edmonton, Alberta juga mengalami ancaman. Saat itu, seorang pria berkendara datang ke Masjid Al Rashid, masjid terbesar di Edmonton, Alberta. Sembari mengawasi jamaah, dia lalu merekam video sambil merekam ancaman akan memulai "Bom Ramadan".

Ironisnya, menurut NCCM, lebih dari dua minggu setelah videonya diposting di media sosial, pihak Kepolisian Edmonton malah tidak membawanya ke pengadilan. DAY

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.