Dark/Light Mode

15 Orang Tewas Dihantam 2 Bom di Filipina Selatan

Senin, 24 Agustus 2020 23:52 WIB
Militer Filipina mengamankan lokasi ledakan. [Nickee Butlangan / AFP]
Militer Filipina mengamankan lokasi ledakan. [Nickee Butlangan / AFP]

RM.id  Rakyat Merdeka - Sedikitnya 15 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka, setelah dua ledakan menghantam Kota Jolo di Filipina selatan. Menurut pihak berwenang Filipina, salah satunya dilakukan oleh seorang perempuan pembom bunuh diri.

Jolo adalah salah satu rangkaian pulau yang mayoritas penduduknya Muslim di barat daya Filipina yang mayoritas warganya menganut agama Katolik Roma.

Kepala Palang Merah Filipina, Richard Gordon mengatakan, ledakan pertama terjadi sekitar tengah hari pada Senin (24/8) di Ibu Kota Sulu, salah satu provinsi paling selatan negara itu.

Gordon, yang juga seorang senator, mengatakan, sebuah sepeda motor yang memuat bahan peledak rakitan meledak di dekat sebuah truk militer. Sementara kantor Palang Merah di Jolo terletak di dekat lokasi ledakan.

Menurut laporan sejumlah media yang dihimpun kantor berita Al Jazeera, ketika pihak berwenang mengepung daerah tersebut, ledakan kedua dilaporkan dilakukan oleh seorang perempuan pembom bunuh diri.

Baca juga : PLN Terangi Desa Terpencil Di Buru Selatan

"Seorang perempuan pembom bunuh diri meledakkan diri, saat seorang tentara menghentikannya memasuki daerah yang dikepung," kata Juru Bicara militer, Letnan Kolonel Ronaldo Mateo, kepada stasiun radio DZMM Manila.

Menurut channel milik pemerintah Filipina, PTV, ledakan itu terjadi tak jauh dari lokasi ledakan besar yang menewaskan lebih dari 20 orang di dalam sebuah gereja Katolik pada awal 2019.

Gambar yang diposting oleh PTV di media sosial pada Senin (24/8) menunjukkan puing-puing dan mayat tergeletak di jalan di samping kendaraan militer.

Insiden ini adalah satu dari setidaknya enam peristiwa pemboman bunuh diri dalam tiga tahun terakhir, modus serangan yang sebelumnya jarang terjadi di Filipina.

Tidak ada klaim siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini. Sementara Kepala Polisi Filipina, Jenderal Archie Francisco Gamboa menyatakan, dia telah memerintahkan penyelidikan atas insiden mematikan tersebut.

Baca juga : Firli, Selamat?

Sulu dikenal sebagai markas kelompok Abu Sayyaf, kelompok bersenjata yang telah bersekutu dengan ISIL (ISIS).

Abu Sayyaf telah lama berjuang untuk kemerdekaan di wilayah selatan Mindanao, yang mereka anggap sebagai tanah air leluhur mereka sejak masa penjajahan pra-Spanyol. Kelompok ini terkenal dengan berbabagi aksi penculikan, perampokan hingga pemboman yang mematikan.

Sementara Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte melalui Juru Bicara Kepresidenan, Harry Roque menyatakan mengutuk keras kejadian ini. "Pihak berwenang sekarang sedang melakukan penyelidikan, termasuk mengidentifikasi individu atau kelompok di balik serangan pengecut ini," tegasnya.

Juni lalu, empat tentara tewas di Jolo, menyusul dugaan konfrontasi dengan petugas polisi, yang memicu ketegangan antara kedua pasukan pemerintah tersebut.

Tentara itu dilaporkan sedang mengejar tersangka pejuang bersenjata, ketika mereka dihentikan oleh polisi yang menyebabkan insiden mematikan itu.

Baca juga : 9 Anggota Kompolnas Dilantik di Istana Negara

Sebelumnya, seorang komandan militer di Mindanao, Mayor Jenderal Vinluan mengatakan kepada para senator di Manila, bahwa mungkin bahwa petugas polisi yang terlibat dalam penembakan itu memiliki hubungan darah dengan tersangka kelompok Abu Sayyaf yang dikejar oleh militer.

"Itu mungkin. Karena hampir semua orang berhubungan satu sama lain di Sulu. Ada ASG [Kelompok Abu Sayyaf] yang punya kerabat di kepolisian ... Sulu itu kecil," ujarnya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.