Dark/Light Mode

RS Berlin Sebut Navalny Diracun, Merkel Minta Rusia Menyelidikinya

Selasa, 25 Agustus 2020 12:09 WIB
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny. (Foto: Reuters)
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny. (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kanselir Jerman, Angela Merkel meminta, Rusia untuk segera melakukan penyelidikan atas dugaan racun dalam teh, yang telah mengakibatkan tokoh oposisi Alexei Navalny koma. 

Merkel mendesak pelaku mendapatkan hukuman setimpal, setelah tim medis Jerman menemukan indikasi adanya zat beracun dalam tubuh Navalny.

Navalny diketahui kolaps usai minum teh dalam perjalanan pesawat dari Siberia ke Moskow. Ia pun diterbangkan ke Jerman untuk menjalani perawatan di Berlin's Charite Hospital pada Sabtu (22/8).

Baca juga : 6 Kali Masjidnya Diserang, Muslim Kanada Mengaku Diintimidasi

"Mengingat pentingnya peran Navalny dalam oposisi politik di Rusia, pihak berwenang harus menyelidiki kejahatan ini sampai tuntas. Penyidikan harus transparan," papar Merkel dalam pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas seperti dikutip Reuters, Selasa (25/8).

Tim dokter Berlin’s Charite Hospital mengungkapkan hasil pemeriksaan menunjukkan Navalny keracunan dengan zat dari kelompok penghambat kolinesterase. Zat spesifik yang terlibat masih belum diketahui. “Pengujian komprehensif lebih lanjut telah dimulai," kata Berlin’s Charite Hospital dalam pernyataannya.

Penghambat kolinesterase adalah senyawa kimia yang digunakan untuk berbagai hal, mulai dari senjata kimia hingga pestisida. Senyawa itu turut dipakai untuk memproduksi obat meringankan gejala Alzheimer dan jenis demensia lainnya. Gas saraf dan yang disebut kelompok bahan kimia 'Novichok' juga merupakan penghambat kolinesterase.

Baca juga : Saking Cantiknya, Karateka Rusia Ini Dijuluki Barbie

Pejabat kesehatan Rusia membantah diagnosis tersebut. Menurut mereka, Navalny telah dites negatif untuk penghambat kolinesterase ketika dia dirawat di rumah sakit di Omsk pekan lalu. Selain itu, mereka mengklaim bahwa Navalny tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan sebelum dirujuk ke Berlin.

Menurut dokter yang merawat Navalny, meski kondisinya serius nyawa oposisi Rusia tersebut tidak terancam akibat keracunan. Namun efek jangka panjang, terutama pada sistem saraf, tidak dapat dikesampingkan.

Navalny diduga diracun di pesawat saat melakukan perjalanan ke Siberia pekan lalu. Dia pingsan setelah meminum teh yang disajikan kepadanya. Kremlin mengatakan tidak jelas apa yang menyebabkan Navalny jatuh sakit dan tes awal tidak menunjukkan dia diracun.

Baca juga : Menteri Terawan Pintar Ngelesnya

Kini Jerman merawar Navalny dengan penjagaan ketat. "Karena kita bisa bilang ini merupakan serangan berupa upaya meracuni. Penjagaan tambahan jelas perlu dilakukan," ujar juru bicara kekanseliran Jerman.

Navalny merupakan tokoh oposisi terkemuka di Rusia. Selama lebih dari satu dekade, dia telah dianggap sebagai "duri" oleh pemerintah. Navalny vokal menyuarakan kritik-kritiknya terhadap pemerintah, termasuk mengungkap kasus dugaan korupsi tingkat tinggi. Navalny kerap memobilisasi kelompok pemuda untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa.

Serangan kepada Navalny menambah kerenggangan hubungan Rusia dengan negara-negara di Eropa, terutama negara anggota NATO. Selama ini Rusia dituduh melakukan upaya pelanggaran kedaulatan negara anggota NATO. Namun Rusia membantah tuduhan tersebut. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.