Dark/Light Mode

Kasus Pembakaran Al Quran

Norwegia Dikutuk Dunia

Rabu, 2 September 2020 06:11 WIB
Demonstran di Pakistan membawa Al Quran, di  Lahore, Pakistan pada Sabtu (29/8). (Foto: Associated Press)
Demonstran di Pakistan membawa Al Quran, di Lahore, Pakistan pada Sabtu (29/8). (Foto: Associated Press)

 Sebelumnya 
Semuanya dipicu politisi kontroversial Denmark, Rasmus Paludan. Paludan yang berencana ke Swedia untuk berorasi, mendapat tentangan dari otoritas setempat. Pihak berwenang memblokir kedatangannya ke kota Malmo, Swedia selatan.

Hal itu memicu ketegangan di kelompok sayap kanan sehingga berdemo dan membakar Al Quran, Jumat (28/8) malam. Sejumlah orang ditangkap polisi Swedia. Kerusuhan menjalar ke negeri tetangganya Norwegia. Sabtu (29/8), Stop Islamisasi Norwegia (SIAN) melakukan unjuk rasa yang juga melecehkan Al Quran.

Baca juga : Mengapa Pesantren Begitu Penting? (2)

Kitab suci itu dirobek dan diludahi. Ini memicu kemarahan kelompok lain, yang berada di lokasi kejadian, sehingga ben-trokan terjadi. Hal itu kemudian diamankan polisi setempat. Seti-daknya puluhan orang ditangkap.

Sebagai informasi, Paludan pernah membakar salinan Al Quran di Denmark. Dia merupakan pemimpin partai politik Stram Kurs yang didirikannya sejak 2017. Tak diketahui berapa banyak pengikut partai tersebut. Namun partai itu mencoba ikut pemilihan umum di Denmark di 2019. Namun sayangnya hanya sedikit suara yang memilih.

Baca juga : Mengapa Pesantren Begitu Penting? (1)

Di akhir 2019, partai itu mengubah nama menjadi Hard Lines (garis keras) karena terjebak kasus penyalahguaan suara pada pemilu. Paludan awalnya seorang pengacara namun ia dilarang bekerja sebagai advokat selama tiga tahun dan dibekukan SIM-nya selama satu tahun.

Karena pernyataan rasisnya, ia menjalani hukuman percobaan tiga bulan sejak Juni 2020. Politik Denmark dan sejumlah negara Skandinavia berubah sejak krisis migrasi Eropa di 2015. Isu seperti imigrasi, kejahatan, agama dan diskriminasi mulai muncul. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.