Dark/Light Mode

Kasus Pembakaran Al Quran

Norwegia Dikutuk Dunia

Rabu, 2 September 2020 06:11 WIB
Demonstran di Pakistan membawa Al Quran, di  Lahore, Pakistan pada Sabtu (29/8). (Foto: Associated Press)
Demonstran di Pakistan membawa Al Quran, di Lahore, Pakistan pada Sabtu (29/8). (Foto: Associated Press)

 Sebelumnya 
Kecaman juga disampaikan kepala Aliansi Peradaban Per-serikatan Bangsa Bangsa (PBB) Miguel Moratinos. Lewat juru bicaranya Nihal Saad, Moratinos, menggambarkan insiden itu sebagai perbuatan tercela. Dan sama sekali tidak dapat diterima, atau dapat dibenarkan.

“Moratinos mencatat bahwa tindakan menyedihkan yang dilakukan oleh pelaku kebencian, termasuk oleh ekstrimis sayap kanan dan kelompok radikal lainnya, memicu kekerasan dan menghancurkan struktur komu-nitas kita,” ucap Saad.

Baca juga : Mengapa Pesantren Begitu Penting? (2)

Dia menambahkan, tindakan itu merupakan penghinaan terhadap tujuan dan nilai yang dianut oleh Aliansi Peradaban PBB. Yakni, bagar setiap negara menghormati dan memahami serta memperkuat dialog antar budaya dan antaragama. Moratinos, menegaskan bahwa penodaan terhadap kitab-kitab suci dan tempat ibadah, serta simbol-simbol agama harus ditolak. “Dan harus dikecam dengan keras oleh semua pelaku agama,” tegasnya.

Di tempat lain, Pemerintah Turki menyebut tindakan tersebut tidak menghormati kitab suci Islam. Turki menyatakan, bahwa mereka berharap tindakan seperti itu dapat dicegah dan tidak terulang kembali. Kemlu Turki menegaskan, pemerintah akan terus melawan gerakan fasis dan rasialis.

Baca juga : Mengapa Pesantren Begitu Penting? (1)

Lebih lanjut, Turki meminta politikus dan otoritas Eropa untuk menanggapi masalah ini dengan serius. “Tindakan semacam itu telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di negara-negara Skandinavia,” pernyataan Kemlu Turki.

Aksi penodaan terhadap Al Quran terjadi di dua negara terse-but akhir pekan lalu. Dalam aksi di Norwegia, Al Quran dibakar. Sementara dalam demo di Swedia, dirobek dan diludahi seorang demonstran. Hal ini terjadi pasca meningkatnya sentimen anti imigran asal Timur Tengah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.