Dark/Light Mode

Duh, Qatar Airways Masih Saja Tekor

Kamis, 7 Maret 2019 07:15 WIB
CEO Qatar Airways, Akbar Al Baker (Foto: AFP)
CEO Qatar Airways, Akbar Al Baker (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Posisi keuangan maskapai penerbangan Qatar Airways, masih belum beranjak dari kerugian. Ini adalah tahun kedua kerugian Qatar Airways, sejak 2017. Laporan keuangan tersebut berakhir pada 31 Maret. Chief Executive Akbar el-Baker mengatakan, kerugian yang tercermin dalam laporan keuangan tahunan yang berakhir pada 31 Maret 2019 itu, sangat dipengaruhi oleh tingginya harga bahan bakar avtur dan nilai mata uang yang kurang menguntungkan.

Maskapai milik BUMN Qatar itu kini telah memperluas wilayah jangkauannya ke berbagai destinasi baru, sejak kehilangan akses ke 18 kota di Timur Tengah akibat keretakan hubungan diplomatik antara Qatar dan beberapa negara Arab lainnya. 

Baca juga : Duh, Bahu Marquez Masih Belum Membaik

"Tahun lalu kami rugi. Tahun ini pun rugi. Tapi, ini tak berarti Qatar Airways tidak akan ekspansi atau berinvestasi. Neraca kami yang sangat kuat. Kerugian yang muncul adalah karena biaya operasional tambahan, kenaikan harga bahan bakar avtur, dan nilai tukar mata uang yang kurang baik," kata Baker kepada wartawan, di sela acara ITB Travel Fair di Berlin, Rabu (6/3).

Pukulan pertama terhadap kondisi keuangan Qatar, terjadi pada tahun 2017. Maskapai tersebut kehilangan akses ke  18 kota di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain, menyusul tudingan keempat negara tersebut soal dukungan Qatar terhadap terorisme. Tudingan ini dibantah Qatar. 

Baca juga : Baasyir Masih Dianggap Horor

Maskapai ini juga dilarang melintasi keempat negara tersebut. Larangan ini tentu saja bikin boros avtur. Sebab, untuk penerbangan ke Barat dan Selatan Teluk, Qatar Airways harus melewati rute yang lebih panjang karena mengitari empat negara tersebut. 

Alhasil, tingginya biaya operasional itu punya andil besar dalam membukukan kerugian 69 juta dolar AS pada 2017. 

Baca juga : Kejahatan Mafia Impor

Ketika itu, Baker mengatakan, kemungkinan Qatar akan menambah ekuitas bila kerugian terus berlanjut. Namun, pada Rabu (6/3), Baker mengaku tak berharap mencari suntikan modal di masa datang. 

Di triwulan pertama 2019, Qatar Airways mengumumkan 7 destinasi baru, yang di antaranya mencakup Malta dan ibukota Somalia, Mogadishu. Pertengahan tahun ini, Qatar akan kembali mengumumkan 7 rute baru. [HES] 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.