Dark/Light Mode

Dikecam, Museum Islam Israel Tunda Penjualan Barang Antik

Selasa, 27 Oktober 2020 14:15 WIB
Di antara koleksi Museum Seni Islam LA Mayer, Yerusalem, Israel, helm sorban Aq Qoyunlu, diperkirakan dari pertengahan kedua abad ke-15, berasal dari Turki atau Persia. Perkiraan nilai lelang di Sothebys, London antara Rp 7,6 hingga Rp 11,4 miliar). [Foto: apollo-magazine.com]
Di antara koleksi Museum Seni Islam LA Mayer, Yerusalem, Israel, helm sorban Aq Qoyunlu, diperkirakan dari pertengahan kedua abad ke-15, berasal dari Turki atau Persia. Perkiraan nilai lelang di Sothebys, London antara Rp 7,6 hingga Rp 11,4 miliar). [Foto: apollo-magazine.com]

 Sebelumnya 
Di hari yang sama, surat kabar Israel Haaretz melaporkan, museum mengalami masalah keuangan. Artefak yang akan dijual diperkirakan bernilai 9 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 132 miliar. Hingga saat ini, Balai Lelang Sothebys belum mengonfirmasi penundaan lelang.

Nava Kessler, Ketua Asosiasi Museum Israel mengatakan, tidak etis dan tidak pernah terdengar ada sebuah museum yang menjual barang-barang ke kolektor pribadi. Menurutnya, praktik itu merupakan hal yang buruk. "Saya sangat malu karena itu terjadi di Israel," kecamnya.

Baca juga : Kenali Gejala dan Penyebab Sariawan Pada Anak

Menteri Kebudayaan Israel, Hili Tropper menambahkan, pihak berwenang terkejut mengetahui dalam beberapa pekan terakhir, penjualan yang berharga dan belum pernah terjadi sebelumnya, sedang berlangsung. Dia memastikan, pihaknya akan menggunakan segala cara yang legal, untuk mencegah penjualan aset yang tidak boleh diambil dari Museum Islam di Yerusalem itu.

"Benda-benda itu memiliki nilai sejarah dan seni yang hebat," tegas Tropper.

Baca juga : Penularan Bisa Tembus 8 Ribu Orang Per Hari

Sebelumnya, Israel Antiquities Authority (IAA) berhasil mencegah dua artefak dilelang karena ditemukan di Israel. Tetapi museum itu malah bisa mengirimkan barang-barang yang tersisa ke London.

Michael Sebbane, Direktur Harta Nasional IAA mengatakan, para pejabat terkejut saat mengetahui penjualan tersebut, yang menurutnya menunjukkan kurangnya profesionalisme. Benda-benda itu, lanjutnya, sangat penting, unik, dan begitu dijual, masyarakat akan merasa sangat kehilangan.

Baca juga : Lalat Juaranya

“Jika kolektor pribadi membelinya maka Anda tidak akan melihatnya lagi," Sebbane mengingatkan. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.