Dark/Light Mode

Demokrat Doyannya Kibarkan Isu HAM

Kalau Biden Menang, Prabowo Wassalam?

Kamis, 5 November 2020 07:26 WIB
Calon Presiden Amerika Serikat: Joe Biden (kiri) dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik. (Foto: Net)
Calon Presiden Amerika Serikat: Joe Biden (kiri) dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik. (Foto: Net)

 Sebelumnya 
Sementara dalam Senat, tiap negara bagian diwakili dua Senator. Negara bagian New York misalnya, punya 27 kursi DPR, dan dua Senator. Artinya, jumlah Electoral College yang diperebutkan adalah 29. Pilpres juga menerapkan prinsip The Winner Takes All. Artinya, kandidat yang bisa memperoleh suara terbanyak di suatu negara bagian, akan mengambil seluruh Electoral College di negara bagian itu, termasuk dari mereka yang tidak memilihnya.

Dengan prinsip ini, capres yang memperoleh suara terbanyak dari rakyat atau disebut popular vote, tidak otomatis menjadi pemenang. Kemenangan diperoleh dari jumlah Electoral College. Di AS, total ada 538 Electoral College yang tersebar di 50 negara bagian. Artinya, untuk bisa menang, seorang capres minimal harus meraup 270 Electoral College.

Baca juga : Tidak Ada Korban WNI Dalam Insiden Penusukan Di Nice Prancis, Tiga Tewas

Yang menarik lain, di pilpres ini soal perebutan kantong-kantong suara. Dulu, negara bagian Arizona jadi kantongnya Republik, tapi sekarang dicuri Biden yang dari Demokrat. Begitu pula sebaliknya. Negara bagian South Carolina yang pilpres lalu dikuasai Demokrat, bisa dicaplok Republik.

Yang menakjubkan apa? Meski banyak sistem warga AS memberikan hak pilihnya, seperti lewat pencoblosan di hari H, ada juga yang memilih duluan (early voting) atau lewat pos, tapi metode yang ribet seperti itu tak membuat kepercayaan warganya terhadap keabsahan pilpres, berkurang.

Baca juga : Biden ke Trump: Bisa Diam Nggak!

Beda dengan di sini, pencoblosan hanya dilakukan di hari H. Tidak ada early voting, juga memberikan suara lewat pos. Yang menjengkelkan dan menganehkan tentu kelakuan kedua capresnya.

Sangat langka di AS, capres memproklamirkan kemenangan sebelum hasil finalnya diketahui. Hal ini terlihat saat Trump mengumumkan sebagai pemenang dengan angka 60 persen. Pendukung Trump juga begitu. Sudah rame-rame pesta di jalan-jalan.

Baca juga : AHY Ingin Menang, Tapi Rakyat Tetap Selamat

Anehnya yang lain, Trump yang seorang petahana menuding dicurangi. Padahal, biasanya yang nuduh begitu selalu disuarakan lawan. Tambah aneh lagi saat Trump menyerukan penghentian penghitungan suara. Biden juga mengklaim kemenangan, tapi dia tak seaneh Trump.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.