Dark/Light Mode

Nggak Sabar Tunggu Hasil Pilpres AS, Demonstran Tongkrongin Lokasi Penghitungan Suara

Jumat, 6 November 2020 05:31 WIB
Aksi demo di New York, Amerika Serikat. (Foto Associated Press)
Aksi demo di New York, Amerika Serikat. (Foto Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penghitungan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) masih belum selesai. Namun, ketegangan sudah terjadi akibat sejumlah aksi demonstrasi. Massa bahkan menyatroni lokasi penghitungan suara.

Dari hasil perolehan suara sementara, calon presiden (Capres) Demokrat Joe Biden unggul dengan memperoleh 264 poin. Sedangkan sang petahana, Donald Trump memperoleh 214 poin.

Dikutip dari 9news.com.au, ribuan demonstran berkumpul di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama. Di Pennsylvania, tempat di mana Partai Republik yang mengusung Donald Trump, para demonstran berbaris di Convention Center. Tempat suara sedang dihitung. Bukan cuma di tempat itu. Aksi demonstrasi juga berlangsung di seluruh kota sepanjang hari.

Massa juga berbaris di New York. Demikian juga di Seattle, Washington. Sebagian besar tetap berlangsung damai hingga beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup. Tapi, di beberapa tempat sempat terjadi ketegangan. Lebih dari 1.000 orang yang memprotes Trump juga berkumpul di Black Lives Matter Plaza di Washington pada Selasa malam (2/11) waktu setempat.

Sedangkan ratusan lainnya berbaris melalui pusat kota. Mereka juga memblokir jalan dan menyalakan kembang api. Aksi demo itu berlangsung hanya satu blok dari luar Gedung Putih, tempat di mana dilaporkan telah terjadi penusukan terhadap seseorang.

Baca juga : Tunggu Hasil Pilpres AS, Seluruh Dunia Menahan Napas

“Jalan siapa? Jalan kita!” dan “Jika kita tidak mendapatkan keadilan, mereka tidak mendapatkan kedamaian!” teriak demonstran. Sekelompok pemuda juga tampak menari di jalan saat para penonton bersorak.

Spanduk besar, termasuk yang bertuliskan “Trump selalu berbohong”, dibentangkan. Bahkan, para demonstran juga menusuk ban mobil polisi yang diparkir. Di Portland, Oregon, dan Seattle, ratusan orang juga berdemonstrasi. Beberapa di antaranya malah ditangkap.

“Seperti inilah demokrasi itu,” teriak pengunjuk rasa di Portland. Di saat yang sama, Gubernur Oregon, Kate Brown telah menyiagakan Garda Nasional.

Di Portland, demonstrasi berlangsung hampir setiap malam sejak kematian George Floyd yang dicekik dengan lutut petugas polisi Minneapolis, Mei lalu. Walikota Portland Ted Wheeler menyatakan melalui Twitter, bahwa tidak akan ada toleransi untuk setiap kekerasan dan intimidasi. Kata dia, setiap orang harus merasa aman saat meng- gunakan suara mereka.

Di Seattle, polisi mengatakan mereka menangkap beberapa orang. Termasuk seseorang yang memasang paku di jalan. Dan satu lagi yang melewati barikade dan masuk ke jalur sepeda polisi. Namun di sini ribuan pengunjuk rasa Black Lives Matter mun- cul setelah pemungutan suara ditutup. Mereka berbaris hingga dini hari.

Baca juga : Deg-degan Hasil Pilpres AS, Rupiah Diramal Melemah Tipis

Di Los Angeles, lebih dari 40 orang telah ditangkap karena melanggar aturan. Polisi juga menutup daerah tersebut. Gara-gara Pemilu ini juga, ratusan bisnis di kota-kota di seluruh AS menutup operasional mereka. Karena khawatir pemungutan suara dapat mengarah pada kekerasan yang pecah seperti setelah kematian Floyd.

“Beberapa orang ingin membuat kekacauan dan masalah,” kata Walikota Washington, Muriel Bowser.

Dia mengaku belum pernah melihat begitu banyak tempat usaha yang ditutup. “Kondisi ini membuat saya sedih,” ujar Bowser.

Yang jelas, kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden semakin dekat dengan kemenangan atas Trump. Dalam pernyataan singkatnya Rabu (4/11) petang waktu setempat, Biden mengatakan kampanyenya berada di jalur yang tepat untuk memenangkan 270 suara elektoral.

Tapi dia mengaku tidak akan menyatakan kemenangan sampai penghitungan selesai di negara-negara bagian utama. Biden menyebut, jumlah pemilih dalam pilpres kali ini luar biasa. Dia pun menegaskan menolak segala upaya dari Trump untuk merusak hasilnya.

Baca juga : Joe Biden Masih Unggul Di Swing States

“Di sini, rakyat berkuasa. Kekuasaan tidak bisa diambil atau dipaksakan,” tegas mantan Wakil Presiden Barack Hussein Obama itu.

Dalam pidatonya juga, Biden juga mencoba menciptakan aura pemenang. Dia pun berjanji menyatukan kembali negara yang kini terpecah. Serta bekerja untuk pemulihan nasional sebagai presiden.

Di tempat lain, pengacara Trump, Rudy Giuliani, mengumumkan pihaknya segera mendaftarkan gugatan atas penipuan suara di Pennsylvania. Giuliani mengatakan, surat suara melalui pos sangat mencurigakan.

Saksi dari Partai Republik bahkan menurut mereka dihalangi oleh pejabat Demokrat. Menurut Giuliani, pihaknya seharusnya diizinkan mengamati penghitungan surat suara. Hal itu bisa dilihat dengan jelas. “Tapi di Philadelphia, saksi hanya bisa melihat dari jarak 20 atau 30 kaki (sekitar 6 hingga 9 meter),” akunya.[PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.