Dark/Light Mode

Trump Tunda Transisi, Biden Khawatir Banyak Orang Bakal Mati

Selasa, 17 November 2020 13:18 WIB
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden muncul di monitor ketika berbicara mengenai Covid-19 dari ruangan jumpa pers di White Hous.(Foto Getty Images/Joshua Roberts)
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden muncul di monitor ketika berbicara mengenai Covid-19 dari ruangan jumpa pers di White Hous.(Foto Getty Images/Joshua Roberts)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden terpilih Amerika Serikat Joe khawatir,  banyak orang bakal mati gara-gara tidak ada koordinasi segera untuk memerangi pandemi Covid-19.

Biden yang dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden 3 November akan mengatur pemerintahan transisi. Dengan tugas utama memutus rantai penularan Covid-19. Namun mereka merasa belum bisa bergerak leluasa karena Pesiden Donald Trump belum mau mengakui Biden sebagai presiden terpilih. Memuluskan transisi.

"Jika menunggu tanggal 20 Januari, kami tertinggal lebih dari satu setengah bulan," kata Biden soal tanggal resmi pelantikannya. 

"Jadi yang penting dilakukan, adalah melakukan koordinasi sekarang," kata Biden dalam jumpa pers pada Senin (16/11/2020), dikutip dari CNBC International.

Baca juga : Biden: Kami Akan Menang Dengan Dukungan Mayoritas

"Lebih banyak orang mungkin mati jika kita tidak berkoordinasi. Bagaimana kita mendapatkan lebih dari 300 juta orang Amerika divaksinasi? Apa rencana permainannya? Ini pekerjaan yang sangat besar, sangat besar," ucap manta Wakil Presiden AS itu.  

Politisi Partai Demokrat itu juga mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak akan ragu untuk mendapatkan vaksinasi Virus Corona bila sudah aman. Dan kemudian membagikan ke masyarakat. 

Menurutnya orang ragu tentang keamanan vaksin karena ulah Trump. Karena pengusaha real estate itu pernah menyarankan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administrator) AS untuk menyetujui vaksin dengan tergesa-gesa, sebelum hari pemilihan presiden 3 November lalu.

Kepala Staf Biden Ron Klain yang juga mantan staf penanganan Ebola Presiden Barack Obama mengatakan, penasihat Covid-19 Biden akan bertemu dengan perusahaan yang mengembangkan vaksin Virus Corona.

Baca juga : OMAI Masuk JKN, Indonesia Bisa Mandiri Bahan Baku Obat

Namun Klain mengatakan, pejabat kesehatan Biden tidak dapat berkoordinasi dengan pegawai pemerintah federal sampai Administrasi Layanan Umum menyetujui proses transisi. 

Tudingan tim Biden dibantah Moncef Slaoui, yang menjalankan program vaksin Operation Warp Speed Covid-19 dari pemerintahan Trump. Ia menegaskan tak ada gangguan apalagi terkait transisi.

"Sejak hari pertama, tujuan kami adalah melaju cepat, dan benar-benar setiap hari dan setiap jam berarti, dan itulah mengapa kita berada di tempat kita sekarang. Yang jelas, kami berharap tidak ada gangguan karena transisi," kata Slaoui.

Juru bicara Gedung Putih Brian Morgenstern juga membela Trump. Dalam emailnya, Morgenstern menulis Partai Demokrat telah "bermain politik" dengan "menabur keraguan tentang vaksin. Namun, pakar penyakit infeksi telah memperingatkan, vaksin Covid-19 tidak akan banyak membantu AS pada musim dingin ini. Karena vaksin tersebut akan tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas.

Baca juga : Ungguli Trump di Georgia, Biden Makin Dekat Ke Gedung Putih

Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan bahwa, dari Moderna dan Pfizer hanya akan tersedia sekitar 40 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini. Menteri Trump itu menyebut vaksin cukup untuk 20 juta orang karena kedua vaksin tersebut membutuhkan dua suntikan.

"Pemberian dosis vaksin yang cukup kepada semua orang Amerika yang ingin divaksinasi penyakit itu pada kuartal kedua tahun 2021," kata Azar.

Ada sekitar 331 juta orang Amerika saat ini. AS kini tercatat memiliki 11.529.078 kasus positif, dengan 252.623 kasus kematian, dan 7.013.898 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.

Moderna telah melaporkan data uji coba tahap tiga awal menunjukkan vaksin 94% efektif dalam mencegah Covid-19. Hasil tersebut mengikuti temuan serupa dari Pfizer. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.