Dark/Light Mode

Jelang Natal, Iran Sentil Amerika

Yesus Kristus Benci Ketidakadilan

Selasa, 22 Desember 2020 05:51 WIB
Ketua Mahkamah Agung Iran, Ebrahim Raisi. [Foto: Pars Today]
Ketua Mahkamah Agung Iran, Ebrahim Raisi. [Foto: Pars Today]

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Mahkamah Agung (MA) Iran, Ebrahim Raisi mengingatkan, para pencari keadilan di seluruh dunia harus ingat, bahwa Yesus Kristus atau Nabi Isa (Alaihis Salam) tidak senang dengan semua ketidakadilan, korupsi, terorisme oleh negara, dan kekejaman terhadap umat manusia.

Pernyataan Raisi ini disampaikan hanya beberapa hari menjelang perayaan Natal oleh umat Nasrani di seluruh dunia. Termasuk warga Amerika Serikat (AS) yang mayoritas juga beragama Nasrani, terutama Protestan, Katolik dan Mormon.

Baca juga : Bentuk Satgas Nataru, Pertamina Siap Kawal Distribusi Energi

“Yang Mulia Yesus membenci semua penindasan, korupsi, teror, terutama terorisme negara dari rezim Amerika. Andai dia (Yesus) hidup, dia tidak akan mentolerir semua penindasan yang dilakukan terhadap rakyat. Terutama rakyat Palestina dan Yaman yang tertindas,” tegas ulama Syiah itu, Senin (21/12/2020) waktu setempat, seperti dikutip Tehran Times.

Pesan yang disampaikan Yesus Kristus, lanjut Hakim Senior itu, adalah keadilan, perdamaian dan persahabatan. Sayangnya, ujar Raisi, para penindas ini justru melakukan ketidakadilan atas nama Yesus, yang jelas tak ada hubungannya.

Baca juga : KPK Perpanjang Penahanan 2 Tersangka Korupsi Bakamla

Menurut laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) yang dirilis 1 Desember diungkap, hampir 250 juta orang tewas dalam perang Yaman. Perang saudara itu juga merusak ekonomi Yaman dan menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia saat ini.

Demikian juga warga Palestina yang masih menjadi objek ketidakadilan selama lebih dari 70 tahun, sejak rezim Zionis Israel didirikan pada 1948.

Baca juga : Jelang Natal, TSB Berikan Harga Paket Spesial

Raisi sepertinya mengarahkan kritikannya kepada dua negara yang berperan besar pada krisis di atas. Yakni keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Israel-Palestina, dan Arab Saudi dalam perang di Yaman. [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.