Dark/Light Mode

Thailand Akhirnya Gelar Pemilu

Pemilih Rela Antre Panjang 30 Menit Sebelum TPS Buka

Senin, 25 Maret 2019 07:19 WIB
Para pemilih mulai mengantri di TPS terdekat sejak pagi untuk ikutan pemilu pertama sejak kudeta pada 2014. (Foto : AP).
Para pemilih mulai mengantri di TPS terdekat sejak pagi untuk ikutan pemilu pertama sejak kudeta pada 2014. (Foto : AP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasca kudeta 2014, para pemilih Thailand akhirnya bisa menggunakan hak suara mereka dalam pemilu, kemarin. Lebih dari 50 juta pemilih mendatangi lokasi pemilihan masing-masing. Antrean panjang nampak di hampir semua TPS sejak jadwal pemilu dimulai.

Sebanyak 93.200 TPS di 77 provinsi dibuka di Thailand mulai pukul 8 pagi dan selesai pukul 5 sore. Hasil pemilu paling cepat tiga jam usai TPS ditutup. 80 partai politik berjuang memperebutkan 500 kursi di parlemen bawah.

Pemilu kali ini menempatkan junta berhadapan dengan kekuatan politik lama yang terkait dengan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.

Baca juga : Thailand Gelar Pemilu Perdana Sejak Kudeta

Pemilu kali ini terlaksana setelah tertunda beberapa kali dan digelar di bawah konstitusi baru yang dirancang junta militer. Di sebuah lokasi dealer mobil di distrik Huay Kwang, Bangkok, antrian mengular bahkan 30 menit sebelum TPS dibuka.

Prapai Kunwitpaisarn (63) menjadi orang pertama yang datang di TPS tersebut. Dia berharap pemilu bisa membentuk pemerintahan yang memberikan kesejahteraan.

“Saya senang karena sudah lama tidak mengikuti pemilu sejak lama. Mudah-mudahan lebih banyak investor datang dan membuat lebih banyak lapangan pekerjaan,” harapnya. “Saya sudah memilih satu partai sejak lama di hati saya,” sambungnya.

Baca juga : Italia Teken Kesepakatan Dengan China, Poros Barat Mengecam

Di bawah sistem pemilu yang baru dengan anggota parlemen paling banyak di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sekitar 500 kursi, kemungkinan tidak cukup kuat untuk memenangkan jabatan PM Thailand.

Konstitusi yang dirancang komite dukungan militer, memberikan kekuasaan bagi 250 senator yang mendapat dukungan militer, untuk bergabung dengan 500 anggota parlemen. Langkah itu berkaitan dengan pemilihan perdana menteri selama periode awal.

Seorang calon PM Thailand harus disetujui lebih dari setengah gabungan 750 anggota. Alhasil, sebuah partai politik memerlukan 375 suara dalam pemilihan bersama, baik dari majelis tinggi maupun majelis rendah. Dengan begitu, kadidatnya dapat memenangkan jabatan PM Thailand dan segera membentuk pemerintahan.

Baca juga : Partai Pro-Militer Menang, Diikuti Kubu Thaksin

Sebelumnya, loyalis Thaksin, Partai Pheu Thai selalu menang mudah dan menguasai senat. Namun, dengan aturan junta baru, akan sulit mendapat mayoritas suara. “Banyaknya jumlah partai jelas akan membuat pemerintahan baru melakukan koalisi,” ujar penganat politik dan ekonomi OVBC Howie Lee.

Sebelum pemilu dimulai, Raja Maha Vajiralongkorn meminta rakyat untuk memilih “pemimpin dari orang baik- baik” untuk membuat Thailand menjadi negara makmur.

Disebutkan bahwa pesan ini sama dengan pesan mendiang ayahnya, Bhumibol Adulyadej. “Yang mulia ingin agar negeri ini dijalankan oleh orang yang berjiwa baik dan rakyatnya merasa aman,” jelas kerajaan. [AFP/DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.