Dark/Light Mode

Inilah Teriakan Pilot Ethiopian Airlines Jelang Jatuh

Minggu, 31 Maret 2019 14:19 WIB
Keluarga menangis di dekat peti-peti jenazah.
Keluarga menangis di dekat peti-peti jenazah.

RM.id  Rakyat Merdeka - "Pitch up, pitch up!" Itulah ucapan pilot sebelum akhirnya komunikasi radio terputus. Dan pesawat Ethiopian Airlines yang membawa 157 penumpang jatuh.

Kejadian itu tak lama. Hanya sekejap saja. Enam menit setelah lepas landas dari bandara Adis Ababa mau menuju Nairobi.

Ketika itu pesawat baru berada di ketinggian 137 meter di angkasa. Namun tiba-tiba hidung pesawat mulai menukik. Tak bisa dikendalikan. Dan burung besi itu jatuh berkeping-keping. Sistem anti-stalling pada pesawat Boeing 737 Max dituding sebagai penyebab bencana.

Baca juga : Produk Indonesia Laris Manis Di Ethiopia

Menit-menit terakhir pesawat Ethiopian Airlines sebelum jatuh tiga pekan lalu, mulai terungkap. Investigas tengah berlangsung. Harian The Wall Street Journal (WSJ) memberitakan hasil wawancara mereka terhadap sejumlah orang yang dekat dengan investigasi yang tengah berlangsung itu.

Dikutip WSJ, sumbernya menggambarkan, kru penerbangan kewalahan menangani pesawat Boeing 737 Max 8. Dikatakan, First Officer ET 302, Ahmed Nur Mohammed menghubungi menara kontrol melaporkan masalah penerbangan. Ada pilot yang mengatakan, "Pitch up, pitch up" Tak lama kemudian, pesawat jatuh ke lapangan, sekitar 48,3km dari landasan pacu.

Bocoran dari penyelidikan jatuhnya pesawat di Ethiopia yang mengemuka pekan ini mengindikasikan sistem anti-stalling dalam kondisi aktif ketika bencana terjadi. Sistem tersebut berfungsi mencegah pilot menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi dengan cara menukikkan pesawat secara otomatis. Sistem yang dikenal dengan sebutan Manoeuvring Characteristics Augmentation System (MCAS) itu juga disebut berkaitan dengan jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di Indonesia, Oktober 2018.

Baca juga : Menhub Ethiopia Tegaskan Ada Kemiripan Antara Tragedi Ethiopian Airlines Dan Lion Air

Pesawat Lion Boeing 737 Max juga jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, menewaskan 189 orang kru dan penumpangnya. Investigasi jatuhnya pesawat Lion Air mengindikasikan sistem anti-stalling tidak berfungsi dan memaksa hidung pesawat menurun lebih dari 20 kali sebelum akhirnya jatuh ke laut. Pihak berwenang Ethiopia telah menyebut adanya "kemiripan-kemiripan antara insiden Lion Air dan Ethiopian Airlines. Pihak maskapai dan pihak berwenang menolak berkomentar mengenai bocoran investigasi tersebut.

Kekhawatiran mengenai Boeing 737 Max memicu sejumlah negara memutuskan untuk menangguhkan penerbangan pesawat itu. Alhasil, Boeing menyatakan telah merancang ulang perangkat lunak 737 Max sehingga MCAS akan non-aktif ketika menerima data yang bertentangan dari sensor-sensornya.

Sebagai bagian dari pemutakhiran, Boeing akan memasang sistem peringatan tambahan pada pesawat 737 Max, yang sebelumnya merupakan pilihan pada fitur keselamatan.  Pemutakhiran perangkat lunak ini dirancang guna memastikan MCAS tidak lagi membuat koreksi tatkala pilot berupaya mengambil alih kendali.

Baca juga : Indonesia Kecam Penembakan Di Masjid Selandia Baru

Boeing juga merevisi pelatihan pilot guna memberikan "pemahaman yang lebih maju mengenai 737 Max" dalam hal sistem penerbangan dan prosedur awak kokpit.

Awal pekan ini, Boeing menyatakan pemutakhiran ini bukanlah pengakuan bahwa sistem MCAS merupakan penyebab dua insiden tragis itu. Pihak penyelidik belum menentukan penyebab kedua insiden tersebut, namun hasil awal dari pihak berwenang Ethiopia diperkirakan akan muncul dalam beberapa hari mendatang. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.