Dark/Light Mode

Bill Gates Ungkap Optimisme Dan Kekhawatirannya

Selasa, 16 Februari 2021 07:55 WIB
Bill Gates. [Foto: Getty Images]
Bill Gates. [Foto: Getty Images]

RM.id  Rakyat Merdeka - Antara optimis dan khawatir. Dua hal ini dikemukakan Bill Gates soal perubahan iklim dan bidang manufaktur.

Ikon Microsoft ini optimis, dalam membahas kemampuan dunia untuk mengatasi perubahan iklim. Tapi urusan manufaktur, dia justru khawatir.

Saat ini, nilainya, tak ada cara untuk membuat baja atau semen tanpa melepaskan emisi pemanasan iklim. Sayang, baik pemerintah-pemerintah maupun investor tidak berusaha keras untuk memecahkan masalah itu.

“Itu (manufaktur) sektor yang paling mengganggu saya,” kata Gates dalam wawancara video dengan Reuters menjelang publikasi bukunya minggu ini, “Bagaimana Menghindari Bencana Iklim.

Baca juga : Kader Gerindra Jangan Jauhi Dan Khianati Rakyat

Pengembang perangkat lunak yang berubah menjadi filantropi ini telah menginvestasikan sekitar 2 miliar dolar AS untuk pengembangan teknologi bersih. Tetapi investasi tersebut sebagian besar dalam pembangkit dan penyimpanan listrik.

Manufaktur -terutama dalam konstruksi baja dan semen yang murah- menyumbang sekitar sepertiga dari emisi gas rumah kaca global. Itu membuat manufaktur lebih mencemari daripada sektor listrik atau transportasi, yang mendapat perhatian lebih besar dalam kebijakan dan investasi. Namun sektor manufaktur akan tumbuh, seiring peningkatan populasi global dan negara-negara berkembang lebih lanjut.

“Orang-orang masih membutuhkan tempat tinggal dasar, tentunya di negara-negara berkembang. Sepertinya kita tidak akan berhenti membangun gedung,” kata pemilik nama lahir William Henry Gates III ini.

Gates berencana mendorong lebih banyak penelitian dan inovasi pada konferensi iklim PBB di Glasgow pada November. “Idenya adalah memasukkan inovasi, termasuk research and development (R&D), ke dalam agenda… tidak hanya melihat hal-hal yang mudah.”

Baca juga : ICEBOX Sarana Bagi Musisi Untuk Tetap Kreatif dan Berkarya

Selama pembicaraan iklim PBB 2015 di Paris, Gates membantu meluncurkan inisiatif global yang disebut Mission Innovation bersama Presiden AS Barack Obama, Presiden Prancis Francois Hollande, dan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menghubungkan pemerintah nasional dengan sektor swasta dalam mengejar dan berbagi teknologi bersih.

"Kami membutuhkan "koordinasi total, dan pada kenyataannya beberapa tumpang tindih adalah hal yang sangat baik dimiliki," kata Gates kepada Reuters. Namun dia mengatakan, harus ada keragaman dalam solusi yang dicari sehingga pemerintah-pemerintah tidak berakhir dengan upaya duplikasi.

Saat ini, misalnya, "mereka membuat banyak produk hidrogen hijau. “Tapi siapa yang melakukan hal-hal sulit?” kata Gates.

Beberapa pabrik mungkin dapat menurunkan emisi mereka dengan menghubungkan ke jaringan listrik yang menggunakan energi terbarukan. Tapi itu tidak akan menyelesaikan semua emisi dari pembuatan baja dan semen, kedua proses yang melepaskan karbon dioksida sebagai produk sampingan.

Baca juga : Penurunan Harga Gas Dongkrak Utilisasi Industri Kaca Lembaran

Di Amerika Serikat, tidak ada gunanya memiliki kebijakan energi yo-yo di antara pemerintahan presiden, katanya. “Pendekatan stop-start ini, itu terlalu berisiko bagi sektor swasta.”

Dalam catatan pribadinya, Gates mengatakan, setelah bertahun-tahun menolak seruan para aktivis untuk melepaskan diri dari bahan bakar fosil, dia menjual kepemilikan langsungnya di perusahaan minyak dan gas pada 2019. Dana abadi Yayasan Gates melakukan hal yang sama -tetapi bukan karena Gates menjadi yakin bahwa divestasi akan mendorong perusahaan menuju energi bersih.

Sebaliknya, "Saya tidak ingin mendapat untung jika harga saham mereka naik karena kami tidak mengembangkan alternatif tanpa karbon. Saya akan merasa tidak enak jika saya diuntungkan dari keterlambatan mencapai (emisi) nol,” tulisnya. [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.