Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Ikut Demo Dan Mogok Kerja Menentang Kudeta
Ditinggal PNS, Junta Goyah
Sabtu, 27 Februari 2021 05:05 WIB
Sebelumnya
Seorang dokter bercerita kepada AFP, dia dan rekan dokter lainnya tidak bisa bekerja dengan baik di rumah sakit, karena tidak memiliki dana cukup untuk merawat pasien baru. Dia pun memilih ikut demo dan menolong para demonstran yang terluka.
“Militer benar-benar tidak menyangka pegawai negeri yang demo akan sebanyak ini. Junta ditinggal sendirian,” ujar analis politik Myanmar yang menolak namanya disebut, kepada AFP, kemarin.
“Dampak pergerakan pembangkangan ini mungkin tidak diikuti semua pegawai negeri. Tapi ini sudah cukup melumpuhkan junta yang perlu mengumpulkan dana untuk perlengkapan militer baru,” katanya.
Baca juga : Etnis Di Myanmar Bersatu Lawan Kudeta Junta Militer
Bayar Gaji & Pensiun
Masalah juga terlihat ketika, kemarin, pemerintahan junta (Dewan Administrasi Negara) harus membayar gaji dan uang pensiun.
Meski Bank Ekonomi Myanmar (MEB) bekerja terseok-seok, media Pemerintah mengatakan, MEB akan tetap membayarkan gaji dan pensiunan pegawai negeri tanpa masalah berarti.
Baca juga : AHY Dan Moeldoko Mulai Menahan Diri, Bagus Lah
Tak kehilangan akal, pemerintahan junta melakukan pemanggilan kerja setiap hari. Surat panggilan kerja ini juga berisi ancaman bagi mereka yang tidak hadir.
Sementara, polisi tetap berpatroli secara diam-diam untuk menangkap peserta gerakan pembangkangan.
“Semua pegawai negeri dari kementerian yang berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil kini mendapatkan tekanan,” kata staf MEB.
Baca juga : Kemenperin Kerek Kerajinan Kulit Buaya Di Papua
Salah satu pemimpin pemberontakan pro demokrasi 1988, Min Ko Naing, mendesak pegawai Pemerintah untuk melanjutkan pemogokan.
Lewat akun Facebook-nya, Min mengatakan, mogok massal adalah faktor terpenting dalam menjatuhkan rezim. Meski strategi ini mahal harganya
Berbagai kelompok bermunculan untuk membantu pegawai negeri dengan memberi makanan dan sewa penginapan. Sementara anggota Pemerintah sipil yang dikudeta, berjanji memberi kompensasi atas gaji yang hilang jika nanti mereka menang melawan militer. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya