Dark/Light Mode

Ikut Demo Dan Mogok Kerja Menentang Kudeta

Ditinggal PNS, Junta Goyah

Sabtu, 27 Februari 2021 05:05 WIB
Pegawai negeri Myanmar tolak bekerja dengan pemerintahan junta militer. (Foto : YE AUNG THU/AFP)
Pegawai negeri Myanmar tolak bekerja dengan pemerintahan junta militer. (Foto : YE AUNG THU/AFP)

 Sebelumnya 
Seorang dokter bercerita ke­pada AFP, dia dan rekan dokter lainnya tidak bisa bekerja dengan baik di rumah sakit, karena tidak memiliki dana cukup untuk merawat pasien baru. Dia pun memilih ikut demo dan menolong para demonstran yang terluka.

“Militer benar-benar tidak menyangka pegawai negeri yang demo akan sebanyak ini. Junta ditinggal sendirian,” ujar analis politik Myanmar yang menolak namanya disebut, kepada AFP, kemarin.

“Dampak pergerakan pem­bangkangan ini mungkin tidak diikuti semua pegawai negeri. Tapi ini sudah cukup melumpuh­kan junta yang perlu mengum­pulkan dana untuk perlengkapan militer baru,” katanya.

Baca juga : Etnis Di Myanmar Bersatu Lawan Kudeta Junta Militer

Bayar Gaji & Pensiun

Masalah juga terlihat ketika, kemarin, pemerintahan junta (Dewan Administrasi Nega­ra) harus membayar gaji dan uang pensiun.

Meski Bank Ekonomi Myan­mar (MEB) bekerja terseok-seok, media Pemerintah mengatakan, MEB akan tetap membayarkan gaji dan pensiunan pegawai negeri tanpa masalah berarti.

Baca juga : AHY Dan Moeldoko Mulai Menahan Diri, Bagus Lah

Tak kehilangan akal, pemerin­tahan junta melakukan pemang­gilan kerja setiap hari. Surat panggilan kerja ini juga berisi ancaman bagi mereka yang tidak hadir.

Sementara, polisi tetap ber­patroli secara diam-diam untuk menangkap peserta gerakan pembangkangan.

“Semua pegawai negeri dari kementerian yang berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil kini mendapatkan tekanan,” kata staf MEB.

Baca juga : Kemenperin Kerek Kerajinan Kulit Buaya Di Papua

Salah satu pemimpin pem­berontakan pro demokrasi 1988, Min Ko Naing, mendesak pe­gawai Pemerintah untuk melan­jutkan pemogokan.

Lewat akun Facebook-nya, Min mengatakan, mogok mas­sal adalah faktor terpenting da­lam menjatuhkan rezim. Meski strategi ini mahal harganya

Berbagai kelompok bermun­culan untuk membantu pegawai negeri dengan memberi makanan dan sewa penginapan. Sementara anggota Pemerintah sipil yang dikudeta, berjanji memberi kompensasi atas gaji yang hilang jika nanti mereka menang melawan militer. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.