Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Barito Putera Perpanjang Kontrak RD Hingga 2026
- Ini 22 Rute & Warna Bus Shalawat yang Layani Jemaah Haji ke Masjidil Haram
- Real Madrid Vs Real Betis, Laga Perpisahan Toni Kroos
- Gagal Di Malaysia Masters, Putri KW Langsung Tatap Indonesia Open
- Alasan Spanyol Akui Negara Palestina, Tolak Dicap Kawan Teroris Oleh Netanyahu
Nggak Takut Dijatuhi Sanksi Dan Diisolasi Dunia
Junta Militer Burma Ndablek Banget Sih
Jumat, 5 Maret 2021 05:20 WIB
Sebelumnya
Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Uni Eropa, telah menerapkan atau sedang mempertimbangkan sanksi-sanksi yang ditargetkan untuk menekan militer dan sekutu bisnisnya.
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara telah menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat tersebut, tetapi tidak mengutuk kudeta tersebut bulan lalu karena ditentang oleh Rusia dan China, yang memandang perkembangan tersebut sebagai urusan dalam negeri Myanmar. Tindakan apapun oleh dewan di luar pernyataan tersebut tidak mungkin dilakukan, kata para diplomat.
Baca juga : Jakarta Diprediksi Akan Banjir, Riza Patria Minta Warga Siaga
“Saya berharap, mereka menyadari bahwa ini bukan hanya urusan internal. Tapi mengenai stabilitas kawasan,” kata Burgener tentang China dan Rusia.
Menurut Burgener, Soe Win mengatakan padanya bahwa setelah satu tahun, Myanmar ingin kembali menggelar pemilihan umum.
Baca juga : Empat Hari Berkuasa, Junta Militer Myanmar Mulai Ganas
Burgener terakhir kali berbicara dengan Soe Win pada 15 Februari lalu. Sekarang, komunikasi dengan militer Myanmar dilakukan hanya secara tertulis. “Jelas, menurut saya, taktiknya sekarang adalah menyelidiki orang-orang NLD untuk memenjarakan mereka,” papar Burgener.
“Pada akhirnya, NLD akan dilarang. Kemudian, mereka mengadakan pemilihan baru, di mana mereka ingin menang, dan kemudian mereka dapat terus berkuasa,” imbuhnya.
Baca juga : Dihantui Kudeta Militer, Politik Burma Panas Lagi
Burgener yakin, militer sangat terkejut dengan aksi-aksi protes rakyat Myanmar terhadap kudeta tersebut. “Saat ini, kita memiliki anak-anak muda yang hidup dalam kebebasan selama 10 tahun. Mereka memiliki media sosial, terorganisir dengan baik dan sangat bertekad kuat. Mereka tidak ingin kembali ke dalam kediktatoran dan isolasi,” tandas pejabat PBB tersebut. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya