Dark/Light Mode

Rumah Pemotongan Hewannya Berstandar Tinggi

Selandia Baru Dinobatkan Jadi Negara Paling Islami

Jumat, 21 Mei 2021 05:43 WIB
Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya. (Foto : Rakyat Merdeka/RM.ID).
Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya. (Foto : Rakyat Merdeka/RM.ID).

 Sebelumnya 
Proses pemotongan hewan antara yang halal dan yang biasa pun berbeda, meski sama-sama mengusung perikehewanan yang sangat tinggi. Sebelum dipotong, hewan dipingsankan dulu selama 10 detik dengan menembakkan semacam peluru air di kepalanya. Pada rentang 10 detik itulah, hewan harus dipotong. “Tidak boleh sampai bangun. Karena hewan itu tidak boleh sakit,” kisahnya.

Untuk pemotongan halal, ketika hewan ditebas dengan membaca Bismillahirahman­nirahim, dari warna darah yang keluar, si pemotong bisa tahu, mana hewan yang dipotong ternyata sudah dalam keadaan mati, mana yang belum.

Dalam Islam, daging hewan yang sudah mati atau jadi bangkai sebelum dipotong, tidak halal. “Kalau sudah mati, itu tetap di­pakai, tapi jadi daging biasa (untuk non Muslim),” imbuh Tantowi.

Baca juga : Kawal Pengetatan Perjalanan, Bandara AP II Sesuaikan Jam Operasional Penerbangan

Pada proses berikutnya, si pemotong memastikan daging tidak ada kotoran (najis)-nya. Jadi misalnya ketika dibawa dengan alat khusus kemudian di daging itu ada kotoran, tidak boleh dicuci. Tapi harus dipotong atau dibuang bagian yang terkena najis itu. Berbeda dengan daging biasa yang boleh dicuci atau dibersihkan saja.

“Itu membuat daging halal juga akhirnya diminati non Muslim, itu karena bersih. Inilah yang membuat harganya jadi lebih mahal daripada daging biasa,” urai kader Golkar ini.

Tantowi menambahkan, Se­landia Baru memang kerap menerapkan nilai-nilai Islam. Bahkan dinobatkan sebagai negara paling Islami selama dua tahun berturut-turut (2019 dan 2020), berdasarkan hasil survei sebuah lembaga di Washington, Amerika Serikat.

Baca juga : Nggak Seperti Australia, Selandia Baru Ogah Ngegas Ke China

“Ini ironi bagi kita. Islaminya itu bukan dalam hal shalat atau puasa, itu tidak bisa kita debat. Tapi value, nilai-nilai Islam yang mereka terapkan secara tidak sadar,” beber Tantowi.

Diceritakannya, saat politisi PAN Abdillah Toha berkunjung ke Selandia baru selama tiga hari, dia menulis; “Tiga hari, saya berada di Selandia Baru, berada di negara Islam, tanpa saya bertemu seorang Muslim”.

Dalam Islam itu core value yang paling tinggi itu ada­lah bersih. Bersih di Selandia Baru, nilai itu dijalankan secara konseptual dan harfiah. “Secara harfiah negaranya bersih. Laut bersih, air bersih, tidak ada tetesan minyak, walau banyak kapal lewat. Sampah nggak ada. Secara konseptual, tata pemerintahan bersih, korupsi nol,” tegasnya.

Baca juga : Hentikan Pembunuhan Dan Teror KKB Di Papua, Negara Harus Tegas

Konsep Islam lain yang diterapkan Selandia Baru adalah hormat kepada orang tua. “Mereka hormat sekali. Hormat kepada pemimpinnya, hormat kepada orang tua,” tutup mantan anggota DPR ini. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.