Dark/Light Mode

Tegas, Duterte Bakal Penjarakan Warga Filipina Yang Ogah Divaksin

Selasa, 22 Juni 2021 11:50 WIB
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Foto : BBC)
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Foto : BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di saat kasus penularan Covid-19 yang kembali naik di banyak negara, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menerapkan langkah tegas. Dia mengancam akan memenjarakan warganya yang ogah menerima vaksin Covid-19.

Filipina tengah menggenjot jumlah vaksinasi di tengah kenaikan kasus domestik yang sudah mencapai 1,3 juta kasus dan lebih dari 23.000 kematian pada Senin (21/6). "Kalian harus pilih divaksin atau saya jebloskan ke penjara," tegas Duterte lewat tayangan yang disiarkan televisi lokal dikutip Reuters, Selasa (22/6).

Baca juga : KAI Commuter Bidik Calon Penumpang Di 6 Stasiun

Pernyataan Duterte bertentangan dengan pernyataan pejabat kesehatannya yang mengatakan, penerimaan vaksinasi dilakukan dengan sukarela. "Jangan salah paham, ada krisis di negara ini. Ini harus dilakukan," kata Duterte.

Dia mengaku kecewa dengan warga Filipina yang tidak mematuhi pemerintah. Pada 20 Juni, pihak berwenang Filipina telah memvaksinasi penuh 2,1 juta orang. Akan tetapi langkah itu dinilai lambat menuju target pemerintah untuk mengimunisasi hingga 70 juta orang tahun ini di negara berpenduduk 110 juta tersebut.

Baca juga : Polisi Didesak Ungkap Motif Penembakan Wartawan Di Simalungun

Duterte, yang dikritik karena pendekatannya yang keras untuk menahan laju penyebaran virus Corona, juga mendukung keputusan untuk tidak membiarkan sekolah dibuka kembali.

Ini bukan kali pertama Duterte mengeluarkan putusan kontroversial dalam menangani masalah besar. Sebelumnya, Duterte memerintahkan penangkapan gembong narkoba secara sadis. Dia membolehkan polisi menembak mati bagi orang yang terkait dengan pengedaran narkoba.

Baca juga : Terawan Dikasih Panggung Di Senayan

Kebijakannya ini membuatnya dilaporkan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Duterte menolak tuduhan yang dilayangkan ke ICC dan membatalkan keanggotaan Filipina di ICC pada 2018. "Mengapa saya membela atau menghadapi tuduhan di depan orang kulit putih. Anda pasti gila," kata Duterte.

Dia terus melancarkan kampanye antinarkotika yang telah menewaskan ribuan orang. Kelompok hak asasi manusia mengatakan pihak berwenang sering mengeksekusi tersangka narkoba, tetapi Duterte membela tindakan tersebut dengan dalih bahwa mereka yang terbunuh adalah akibat menolak penangkapan. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.