Dark/Light Mode

Buntut Rencana Australia Bangun Kapal Selam Nuklir

Prancis Ancam Tarik Dubes

Senin, 20 September 2021 06:28 WIB
Foto ilustrasi HMS Ambush buatan Inggris. (Foto: Dok. defenceimagery.mod.uk).
Foto ilustrasi HMS Ambush buatan Inggris. (Foto: Dok. defenceimagery.mod.uk).

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana Australia yang bakal membangun kapal selam dengan bantuan Inggris dan Amerika Serikat (AS) mengundang kritikan dari negara tetangga. Indonesia dan Malaysia khawatir, rencana tersebut membawa dampak buruk bagi kawasan. Prancis bahkan mengancam menarik duta besar dari Australia dan AS.

Perdana Menteri Malaysia Is­mail Sabri Yakoob mengatakan, rencana pembangunan kapal se­lam akan memicu lomba senjata nuklir di kawasan Indo Pasifik.

Australia rencananya akan membangun delapan kapal se­lam bertenaga nuklir di bawah kemitraan keamanan Indo Pasifik di bawah Pakta Aukus. Yaitu Australia, Inggris dan AS. Jika proyek ini berjalan lancar, Australia akan menjadi negara ketujuh yang memiliki kapal selam nuklir.

“Ini akan memprovokasi kekuatan lain untuk bertindak lebih agresif di kawasan itu, terutama di Laut China Selatan,” begitu pernyataan PM Ismail Sa­bri dikutip Reuters, kemarin.

Baca juga : Pertamina Salurkan Bantuan 4 Ton Beras Bagi Masyarakat Dumai

Pernyataan itu tidak menye­butkan Cina, tetapi kebijakan luar negeri China di kawasan itu semakin agresif, terutama klaim maritimnya di Laut China Selatan yang kaya sumber daya alam. Beberapa di antaranya bertentangan dengan klaim Malaysia.

“Sebagai negara di dalam ASEAN, Malaysia memegang prinsip menjaga ASEAN sebagai Zona Damai, Bebas dan Netral (ZOFPAN),” tegas Ismail Sabri.

Malaysia mendesak semua pihak menghindari provoka­si dan persaingan senjata di wilayah tersebut.

Indonesia juga mengingatkan Australia agar memenuhi kewa­jibannya mengenai pembatasan senjata nuklir.

Baca juga : Bruno Fernandes, Bisa Bawa Pulang Bola Pertandingan

“Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia me­menuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir,” terang pernyataan Pemerintah Indone­sia melalui situs resmi Kemen­terian Luar Negeri (Kemlu), Jumat (17/9).

Melalui pernyataan itu, Kem­lu juga menegaskan bahwa Indonesia mendorong Aus­tralia untuk terus memenuhi kewajiban menjaga perdamaian, stabilitas dan keamanan di kawasan sesuai Treaty of Amity and Cooperation.

Lebih jauh, Kemlu juga me­nyatakan Indonesia sangat pri­hatin atas perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan yang kian meningkat dalam beberapa waktu be­lakangan.

“Indonesia mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai,” tulis Kemlu.

Baca juga : Bantuan Pengusaha Peduli NKRI Jangkau Sumatera Selatan

Kemlu merilis pernyataan itu ketika suasana kawasan mema­nas setelah Australia, Inggris dan AS mengumumkan AUKUS pada Kamis (16/9).

Berdasarkan kesepakatan itu, Australia akan diberikan akses teknologi AS untuk membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.