Dark/Light Mode

Najib Razak & Istri Ikut Demo 812

Minggu, 9 Desember 2018 06:09 WIB
Mantan PM Malaysia Najib Razak (baju putih, angkat tangan) bersama istrinya Rosmah Mansor (berkacamata hitam) turut menghadiri demo anti ICERD (International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: thenational. ae/Reuters)
Mantan PM Malaysia Najib Razak (baju putih, angkat tangan) bersama istrinya Rosmah Mansor (berkacamata hitam) turut menghadiri demo anti ICERD (International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: thenational. ae/Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peserta aksi unjuk rasa 812 di Malaysia, Sabtu (8/12), tak kalah banyak dengan peserta Reuni 212 di Jakarta. Ratusan ribu orang turun ke jalan memprotes rencana pemerintah meratifikasi Konvensi Dunia Untuk Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Ras (ICERD) yang diajukan PBB.

Dalam aksi ini, mantan Perdana Menteri Najib Razak beserta istri ikut turun ke jalan. Aksi bertajuk Himpunan Aman 812 dipusatkan di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur. Dimulai dari siang hingga petang. Tak disangka, Najib dan istri Rosmah Mansor ikut bergabung dalam aksi ini. Najib tampil dengan balutan baju koko putih dengan peci hitam dan kacamata berbingkai emas. Para peserta aksi memang diimbau menggunakan baju koko sebagai simbol perlawanan. Sementara Rosmah mengenakan kerudung dan baju gamis putih, dipadukan selendang hitam.

Baca juga : Istri Najib Didakwa Lagi, Terima Suap Rp 668 M

Pamor Najib dan Rosmah ternyata belum pudar. Meski keduanya sudah didakwa terlibat kasus korupsi 1MDB, Najib disambut hangat dan dielu-elukan pendukungnya. Najib dan Rosmah datang ke lokasi dengan menumpang LRT dari Stasiun Pusat Perdagangan Dunia Putra (PWTC), kemudian turun di stasiun Masjid Jamek, sebelum bersama-sama peserta himpunan yang lain berjalan ke Dataran Merdeka. Mantan Pemimpin UMNO ini didampingi para petinggi Partai UMNO.

Kerumunan massa 812 Malaysia di sekitar Masjid Jamek, Kompleks Perbelanjaan Sogo, Masjid Negara, dan Pusat Perdagangan Putra World, sebelum mereka bergerak ke Dataran Merdeka untuk menyuarakan aksi, Sabtu (8/12). (Foto: thesundaily.my)

Sebelum bergerak ke Dataran Merdeka, Najib dan rombongan salat Zuhur di Masjid PWTC, bersama beberapa pimpinan UMNO. Aksi dimulai sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Peserta aksi mengawali dengan menunaikan shalat Zuhur berjamaah di jalanan, dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan "Negaraku". Unjuk rasa ini juga dihadiri Presiden Partai UMNO Ahmad Zahid Hamidi dan pimpinan Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Mereka bergantian berorasi.

Baca juga : Impian Trump Lawan Biden Bakal Terwujud

Sementara Najib hanya mendengarkan dari kerumunan. Tak diberi kesempatan berorasi. Seperti halnya di Tanah Air, di Negeri Jiran juga ribut dengan jumlah peserta aksi. Panitia mengklaim aksi diikuti 500.000 orang. Sementara pihak kepolisian menyebut peserta hanya 50 ribu orang. Dalam orasinya, Ahmad Zahid menegaskan, yang hadir saat ini sekitar 500 ribu orang. Bukan 50 ribu orang, seperti yang dilaporkan kepolisian. "Inilah manifestasi kalau Islam dan orang Melayu diusik, kita bangkit untuk perlihatkan kita bersatu," ujarnya.

Dia bilang, gerakan rakyat ini adalah simbol supaya pemerintah jangan main-main dengan rakyat. "Apabila perasaan rakyat diusik, kita akan bersatu seperti yang kita ada pada hari ini," tegasnya. Dalam orasinya, anggota Majelis Tinggi UMNO, Datuk Seri Tajuddin Abdul Rahman menyatakan, mereka tidak akan setuju dengan konvensi PBB itu. Dia beralasan, hal tersebut akan mengganggu stabilitas negara yang selama ini dikuasai etnis Melayu, dan enggan memberi ruang kepada keturunan China dan India. "Kalau pemerintah tidak mendengar kemauan kami, kami akan menggelar unjuk rasa yang lebih besar," ucap Rahman.

Baca juga : Tak Puas, Jaket Kuning Lanjutkan Unjuk Rasa

Sekadar diketahui, aksi 812 di Malaysia mengangkat isu penolakan terhadap rencana pemerintah Malaysia meratifikasi ICERD. ICERD adalah konvensi hak asasi yang mewajibkan anggotanya menghapuskan diskriminasi etnis, dan mengembangkan pengertian di antara semua ras. Konvensi ini juga memberikan kewajiban pelarangan penyebaran kebencian, dan mengkriminalkan keikutsertaan dalam organisasi rasis.

Lalu, kenapa ada penolakan jika ICERD diratifikasi pemerintah Malaysia? Jawabannya; kedudukan istimewa bangsa Melayu di Malaysia dalam perlembagaan kerajaan atau pemerintah secara otomatis akan terhapus. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.