Dark/Light Mode

Jalan Panjang Konsolidasi Islam Indonesia (2):

Pola Dialektik Masuknya Islam Di Nusantara (1)

Sabtu, 5 Februari 2022 06:56 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Para penganjur Islam masa awal berhasil meletakkan pangkalan pendaratan dengan mulus, seperti yang diperagakan oleh para Wali Songo, menggunakan simbol-simbol lokal di dalam memperkenalkan Islam, sehingga tidak ada satu komponen masyarakat yang harus merasa teancam. Akhirnya, para raja pun serta-merta menerima kehadiran Islam tanpa curiga.

Baca juga : Agama-agama Lokal Pra Islam (1)

Tidak sedikit para Raja mengangkat para penganjur Islam sebagai anggota keluarga kerajaan. Lihatlah misalnya sejumlah pusat kerajaan lokal di Indonesia, mereka menempatkan Islam sebagai agama kerajaan. Ini terjadi sesuai kaedah masyarakat: Dinul ijtima’ ‘ala dini mulukihim (agama masyarakat ialah agama rajanya). Kalau rajanya sudah memeluk agama Islam, maka serta-merta rakyat ikut agama rajanya.

Baca juga : Jangan Membakar Emosi Umat (2)

Hal yang sering terlintas di dalam elit-elit masyarakat, khususnya elit agama terhadap mereka ialah, mestikah mereka “dibina” menurut ‘apa adanya’ sekalipun ada terlintas dalam kesadaran bahwa agama dan kepercayaan tersebut berdiri di atas landasan yang batil? (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.