Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Tantangan Global Umat Masa Depan (1)
Agama Semakin Berjarak Dengan Para Pemeluknya
Sebelumnya
Sayang sekali, Geertz, ahli antropologi agama senior dari Amerika Serikat yang melakukan penelitian doktornya di Indonesia ini, keburu wafat sebelum menyaksikan prediksinya menjelma menjadi suatu kenyataan.
Apa yang pernah diprediksi Geertz kini banyak melanda umat beragama. Antara konsep ajaran dan realitas sosial semakin berjarak, sehingga tidak jarang kita temukan orang mengalami disorientasi dan kepribadian ganda dalam kehidupan beragama.
Baca juga : Menikmati Penderitaan
Ada suasana hipokrit dan antagonistik yang dialami banyak orang dewasa ini. Dari satu sisi ia harus berpegang teguh terhadap ajaran agamanya, tetapi pada sisi lain, realitas sosial kehidupannya begitu banyak berubah dengan cepat, sehingga terjadi jarak yang semakin melebar antara agama dan para pemeluknya.
Sebagai seorang yang beragama di abad metaverse ini, kita sering mengesankan agama itu terlalu normatif, lebih bersifat dogmatis, doktrinal, membatasi, lebih berorientasi masa lampau, terkesan konservatif, statis, terlalu tekstual, emosional, lebih bersifat kualitatif dan pendekatannya lebih bersifat deduktif.
Baca juga : Bersahabat Dengan Musibah
Sementara dalam kehidupan ril, masyarakat sedemikian rasionalnya, bahkan cenderung liberal, membebaskan, lebih berorientasi masa depan, lebih dinamis dan mobile, sofisticated, lebih bersifat kuantitatif dan pendekatannya lebih bersifat induktif.
Tentu saja memecahkan persoalan ini tidak mudah, karena dimensinya sangat kompleks. Yang pasti, uamt beragama dituntut sesegera mungkin melakukan penyerasian antara tuntunan agama dan tuntutan kehidupan ril dalam masyarakat.
Baca juga : Masjid Nabi Untuk Pertunjukan Seni
Laju perkembangan globalisasi yang dipicu oleh perkembangan sains dan teknologi serta media informasi, telekomunikasi, dan transportasi yang begitu canggih. Akibat perkembangan yang sedemikian cepat ini, melahirkan multiple shock, kekagetan multi dimensi dalam masyarakat, bukan saja cultural shock seperti yang pernah diprediksi Alfin Toffler di tahun 1980-an. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.