Dark/Light Mode

Trend Islam di AS (75)

“US Is The Second Mecca”

Selasa, 9 Juli 2019 10:52 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebuah artikel menarik dari Prof. Osman Bakar yang diberi judul ”The Intellectual Impact of American Muslim Scholars on the Muslim World, With Special Reference to Southeast Asia”, di dalam “Muslim in The United State” yang diedit oleh Philippa Strum and Danielle Tarantolo, menyebutkan AS sebagai “The Second Mecca”. Ia mendasari pandangannya pada kenyataan bahwa di dalam kota suci Mekkah hadir berbagai etnik dan komponen muslim dari Afrika, Arab, Persia, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan berbagai wilayah dunia lainnya. 

Para migran muslim tersebut masing-masing menampilkan mazhab dan alirannya masing-masing. Ada yang bermazhab Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali dalam bidang Fikih. Ada juga yang beraliran teologi rasional dan konservatif. Ada yang beraliran Sunny, Syi’ah, Wahabi, dan dengan berbagai macam tarekat. Meskipun datang dari berbagai macam jenis tetapi mereka tetap menjalankan ajaran agama mereka sesuai dengan keyakinannya masing-masing dan dengan bertoleransi dengan kelompok-kelompok muslim lain yang berbeda dengannya. 

Baca juga : Politik Imigrasi dalam Dunia Islam dan AS

Kenyataan ini sama saja di AS. Kita bisa menyaksikan warga muslim AS yang berasal dari berbagai pelosok dunia, dengan menjalankan ajaran agama mereka sesuai dengan mazhab dan alirannya masing-masing tanpa saling mengusik perbedaan satu sama lain di antara mereka sesama umat Islam. Di beberapa negara bagian AS sering kita mendengarkan Islam Susyi, yakni Sunni-Syi’ah. Dalam banyak hal, sesama umat Islam AS saling menghargai satu sama lain, yang mungkin di negeri asal mereka tidak seakrab dengan mereka. 

Sebagai contoh, perbedaan muslim yang bermazhab Sunny dan Syi’ah satu sama lain sering terjadi ketegangan, seperti yang sering terjadi di Libanon, Iraq, Syi’ah, dan sesekali gesekan pun pernah terjadi Indonesia. Bahkan di Malaysia, Brunei, dan beberapa negara muslim Sunny belum memberikan kesempatan kelompok Syi’ah untuk eksis di dalam negerinya. 

Baca juga : Islam Sebagai Agama Publik Di AS

Apa yang dikatakan Prof. Osman Bakar “US Is The Second Mecca” tidak berlebihan. Di AS kerukunan sesama umat Islam sangat terjaga. Satu masjid bisa berbaur dengan berbagai aliran dan mazhab satu sama lain tanpa ada konflik. Mengapa tidak terjadi konflik? Boleh jadi karena selain factor kesamaannya sebagai sama-sama warga minoritas juga system hukum di AS yang sedemikian dipatuhi dan dirasakan sebagai sumber keadilan bagi semua. 

Siapupun tidak ada yang mau mencoba memaksakan kehendak dengan cara menafikan hak-hak orang lain. Pemerintah, khususnya aparat hukum di AS sangat tegas menegakkan hukum tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Di Mekkah atau Madinah, kehadiran umat Islam dari berbagai penjuru untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, sama-sama berthawaf, bersa’yi, menziarahi makam Rasulullah di Madinah, tanpa ada rasa saling merendahkan satu sama lain. Pemerintah Saudi Arabia yang bermazhab Wahabi tidak memberikan tekanan khusus kepada mereka yang berbeda dengan mazhab resmi yang dianut oleh pemerintah. 

Baca juga : Mendefinisikan Islam Secara Benar Di AS

Semua diberi kesempatan yang sama untuk menunaikan seluruh rukun dan sayarat ibadah-ibadah yang dilakukan oleh tamu-tamu Allah Swt. Siapapun orang yang melakukan pelanggaran hukum langsung ditindak tanpa dibedakan latar belakang negara asal dan mazhab yang bersangkutan. Hal yang sama juga terjadi di AS. Siapapun yang melakukan pelanggaran hukum, baik warga negara asing maupun pribumi, sama-sama ditindak. Di sinilah persamaan antara AS dan kota suci Mekkah atau Madinah. 

Pelajaran yang dapat dipetik dari kedua negara ialah, jika suatu negeri ingin menjadi seperti serambi Mekkah atau Madinah, maka perlakuan seluruh komponen masyarakat diperlakukan sama dan hukum ditegakkan sebagaimana mestinya tanpa membedakan latar belakang masing-masing pihak. Semua pengikut mazhab dan aliran muslim di AS bebas menjalankan ajarannya masing-masing tanpa rasa takut atau tertekan. Kita perlu belajar banyak dari kedua negara tersebut, yaitu AS dan penjaga kedua tanah suci (khadim al-haramain). ***
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.