Dark/Light Mode
Sebelumnya
Ibadah haji dilaksanakan jauh sebelum Nabi Muhammad Saw membawa ajaran Islam. Hanya saja, pelaksanaan haji di masa lampau terdapat banyak penyimpangan, lalu Nabi memperkenalkan pelaksanaan haji secara utuh kepada umatnya. Di antara penyimpangan ajaran itu ialah thawaf di masa lampau dilaksanakan di malam hari dan dalam keadaan telanjang bulat, lalu dibenarkan oleh Rasulullah Saw dengan memperkenalkan pakaian ihram yang digunakan untuk pakaian ibadah haji.
Baca juga : Berawal Dari Drama Kosmos
Hikmah ibadah haji sering dijelaskan sebagai sarana untuk melakukan silaturrahim akbar antara sesama umat Islam dari berbagai negara. Ibadah haji juga sering diasosiasikan dengan Padang Makhsyar yang menampilkan kesamaan kemanusiaan tanpa membedakan status sosial dan ekonomi.
Baca juga : Menyelaraskan Kedudukan Agama Dan Negara
Haji mabrur dimaknai sebagai manusia yang perfect atau matang dengan selesai menunaikan rukun Islam kelima. Namun, dalam perspektif tarekat dan hakekat, ternyata begitu dalam dan luas, makna ibadah haji, berbagai lokus dan simbol haji dihubungkan dengan kapasitas manusia sebagai miniatur makrokosmos.
Baca juga : Menggagas Nasionalisme Yang Terbuka
Dalam perspektif ini ibadah haji juga dimaknai sebagai simbol drama cosmis, manusia jatuh dari syurga kenikmatan ke bumi penderitaan, dan selanjutnya berusaha untuk kembali ke kampung halaman spiritual sejatinya melalui haji. Dengan demikian, terlalu dangkal ibadah haji itu jika hanya dimaknai secara fikih, sebagaimana yang kita peroleh dari buku-buku dan ceramah-ceramah manasik. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.