Dark/Light Mode

Menghemat Politik Identitas (4)

Tidak Ada Kata Politik (Siyasah) Dalam Al-Qur`an

Selasa, 16 Agustus 2022 06:29 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Suksesi-suksesi selanjutnya kembali lagi seperti pra Islam, suksesi kepemimpinan dilakukan secara turun temurun, baik oleh dinasti Mu’awiyah maupun dinasti Abbasiyah. Suksesi secara demokrasi sejati di dalam dunia Islam, secara de facto dan de jure, mungkin pertamakali dialami oleh Presiden SBY di Indonesia, di mana seluruh rakyat melakukan pemilihan secara langsung pemimpin dan kepala negaranya. Pola suksesi kepemimpinan yang dirintis Indonesia ini diapresiasi oleh negara-negara mayoritas berpenduduk muslim. Langsung atau tidak langsung, trend suksesi kepemimpinan di Indonesia men­ginspirasi terjadinya ‘Badai Gurun’, dimana sejumlah negara ‘dipaksa’ menjadi negara demokrasi oleh rakyatnya.

Baca juga : Etik Politik Identitas Dalam Al-Quran

Memang tidak ada dasar hukum yang dilanggar dengan pola suksesi demokrasi. Al-Qur’an tidak memberikan penjelasan tentang tata cara penentuan, pemilihan, dan penetapan pemimpin umat atau kepala pemerintahan. Rasulullah sendiri juga tidak pernah memberikan wasiyat atau petunjuk tentang proses pergantian kepemimpinan di dalam Islam. Sampai saat-saat terakhir kehidupannya pun tidak memberikan stetmen politik. Ini semua pertanda bahwa urusan suksesi adalah urusan kontemporer duniawi, yang dapat dilakukan dan dipilih sendiri oleh masyarakat dan umat berdasarkan kebutuhan obyektifnya. Islam hanya menggariskan musyawarah jalur terbaik dalam menyelesai­kan segala hal. Sistem demokrasi lebih dekat kepada system syura daripada system monarki.

Baca juga : Mengapa Al-Qur`an Menghemat Bicara Politik Identitas?

Terbatasnya ayat-ayat Al-Qur’an membicarakan soal hidup kemasyarakatan umat, termasuk politik suksesi, ternyata mempunyai banyak hikmah besar. Diantaranya masyarakat selalu dinamis dan senantiasa mengalami pe­rubahan dan berkembang mengikuti peredaran zaman.

Baca juga : Al-Qur`an Dan Politik Identitas

Apa jadinya jika peraturan dan hukum absolut yang men­gatur masyarakat terlalu banyak apalagi terperinci, maka sudah tentu dinamika masyarakat akan menjadi kaku dan terikat. Dengan kata lain perkembangan masyarakat akan menjadi terbelenggu oleh aturan dan manusia akan kehilangan kemerdekaannya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.