Dark/Light Mode

Rekonsolidasi Strategi Kebudayaan Nasional (32)

Menyiapkan Strategi Budaya Umat

Sabtu, 14 Januari 2023 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Atas nama kebebasan akademik, guru ulama dimakimaki; atas nama transparansi, rahasia negara dibocorkan; atas nama pasar bebas, padagang kaki lima digulung; atas nama pemberantasan korupsi, fitnah merajalela; atas nama kerahasiaan bank, aset nasabah dibobol orang dalam; atas nama peningkatan asli daerah, pariwisata syurik dan seksual dibuka; atas nama HAM, homoseksual lesbian dihalalkan; atas nama kesetaraan jender, ayat ke warisan digugat; atas nama warisan nilai leluhur, khurafat dan syinkretisme dilestarikan; atas nama otonomi daerah, etnik lain disingkirkan; atas nama profesionalisme, kearifan lokal dipinggirkan; atas nama spesialisasi, nilainilai gotong royong ditinggalkan; atas nama deregulasi, hukum adat disingkirkan; atas nama pelestarian lingkungan, kehidupan suku terasing dieliminir.

Baca juga : Mencermati Fenomena Desunninisasi Umat Islam Indonesia

Atas nama ayat dan hadis, bom bunuh diri dan penyerangan orang tak berdosa dihalalkan; atas nama pemurnian ajaran agama, bid’ah hasanah disingkirkan; atas nama mazhab fikih, maulid nabi dibi’ahkan; atas nama agama, pemerintah dimakzulkan; atas nama kepentingan politik, kebohongan publik ditolerir; atas nama stabilitas lembaga, hak berekspresi dibungkam; atas nama kebebasan akademik nilai-nilai tatakrama dilecehkan; atas nama kemanusiaan hukuman mati ditentang. Masih banyak lagi yang tadinya mapan dan berfungsi merekatkan rasa keindonesiaan tetapi mengalami penggusuran.

Baca juga : Belajar Dari Pengalaman Suksesi Ali Ibn Abi Thalib

Melakukan pembiaran terhadap fenomena tersebut di atas berarti kita membiarkan tergerusnya nilainilai luhur budaya dan agama yang berkeindonesiaan.

Baca juga : Menyerasikan Bahasa Negara & Bahasa Agama

Kita tidak mungkin set back ke nilai-nilai masa lalu. Namun, prinsip dialektik pe rubahan sosial NU: Memelihara warisan luhur yang masih relevan dan mengakomodir nilai-nilai baru yang lebih baik (almuhafadhah ‘ala al-qadim al-shalih wa al-akhdz bi al-jadid alashlah), masih relevan digunakan untuk menyiapkan strategi budaya umat di masa depan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.