Dark/Light Mode

Perseteruan Politik di Tubuh Golkar

Rabu, 28 Agustus 2019 10:17 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Kubu Ical direcoki oleh “tangan-tangan tak tampak”, muncullah faksi Agung Laksono yang cukup kuat. Orang-orang Agung ketika itu sempat “menyerbu” dan menduduki kantor DPP di Slipi.

Kok bisa mereka merangsek ke dalam, sedang anak-anak AMPG beberapa hari yang lalu gagal. Karena kepengurusan Agung ketika itu sudah mengantongi SK Menkumham yang menyatakan DPP Agung yang sah dan diakui pemerintah Jokowi!

PPP menyusul ke blok Jokowi setelah Golkar. Terakhir Partai Amanat Nasional pimpinan Zulkifli Hasan pun menyeberang ke kubu Jokowi dengan imbalan 1 kursi menteri (Menpan) dan Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yang kedudukannya setara dengan Menteri.

Lalu, apa sebenarnya yang menjadi taruhan (at sake) di tubuh Golkar sekarang? Apa sebab kubu Bambang Soesatyo ngotot supaya lawannya, Airlangga Hartarto mempercepat Munas, dari Desember ke September 2019?

Menurut analisis saya, sederhana saja jawabannya. Tanggal 20 Oktober 2019 Jokowi dan Ma’ruf Amin akan diambil sumpahnya sebagai Presiden dan Wakil Presiden di depan para anggota MPR. MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD.

Baca juga : Papua Membara

Minggu Ke-3 atau akhir September 2019 DPR yang baru sudah harus dilantik untuk mempersiapkan agenda MPR itu. Hal itu berarti jabatan Bamsoet sebagai Ketua DPR tinggal hitungan jari.

Ketua DPR periode konfirmasikan mengatakan, kabarnya, sebelum secara resmi mendapat dukungan Ketum Golkar untuk duduk sebagai Ketua DPR, Bamsoet permah berjanji tidak akan maju mencalonkan diri sebagai Ketum Golkar dalam Munas Golkar 2019.

Tapi, berkali-kali saya mengutarakan, politics is the art of possibility. Dalam politik tidak ada yang tidak mungkin.

Orang politik, bukan hanya di Indonesia, kerap menjilat ludahnya sendiri, kendati ludah itu masih basah. 2019-2024 sudah hampir pasti, yaitu Puan Maharani, puteri Ibu Megawati Soekarnoputri.

Ketika Puan terpilih sebagai Ketua DPR, Bamsoet “cuma” anggota DPR biasa. Kemungkinan besar, sebelum menyerahkan jabatan Ketua DPR kepada Puan, Bambang kepingin sekali mendapat jabatan baru yang tidak kalah bergengsi: sebagai Ketua Umum Partai Golkar, partai politik terbesar Nomor Dua di Republik Indonesia.

Baca juga : NKRI Bersyariah, Tolak !

Pertarungan di internal Golkar juga terkait langsung dengan pemilu 2024. Sebagai Ketua DPR, iPuan punya peluang besar untuk meraih kursi RI-1 atau RI-2 pada 2024.

Jika Bamsoet berhasil duduk di singgasana Golkar, ia berpeluang menjadi bakal calon presiden atau wakil presiden. Atau partainya ikut menjadi kunci politik kemenangan capres.

Tapi, sejumlah fungsionaris Golkar membisiki saya: Bamsoet mengapa seperti lupa dan kurang tahu terima kasih pada Airlangga Hartarto.

Kalau bukan karena dukungan kuat Airlangga, Bamsoet takkan bakal terpilih sebagai Ketua DPR 2 (dua) tahun yang lalu setelah Ketua Umum Setya Novanto masuk penjara karena tersandung skandal e-KTP.

Ketika itu, ada 2 (dua) calon kuat untuk memperebutkan kursi Ketua DPR: Bamsoet dan Azis Syamsuddin. Karena pertimbangan XYZ, Airlangga selaku Ketua Umum Golkar akhirnya menjagokan Bamsoet.

Baca juga : Keamanan Papua Bukan Tanggung Jawab TNI Saja!

Dalam perebutan kursi Ketum Golkar, apakah Airlangga Hartarto pasti menang, dan Bamsoet pasti tersingkir?

Koalisi Golkar saat ini bersama Jokowi. Maka, seorang petinggi partai bilang, penentu siapa ketua umum Golkar pastinya tidak lepas dari sentuhan Jokowi.

Nah, kedua kontestan kuat sama-sama mengaku dekat dengan Jokowi. Saya tidak tahu sampai di mana bobot kebenaran pernyataan ini. Yang jelas, Bamsoet selaku Ketua DPR belum lama ini mengatakan kepada Presiden Jokowi bahwa Presiden sebaiknya dipilih oleh MPR, bukan seperti sekarang dipilih langsung oleh rakyat.

Namun, sepekan yang lalu, Presiden Jokowi menolak wacana itu! “Saya dipilih langsung oleh rakyat. Masak, sekarang presiden harus kembali dipilih MPR.!” Pernyataan Presiden Jokowi ini, dari perspektif komunikasi politik, tentu mengandung makna sangat dalam.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.