Dark/Light Mode

Di Indonesia, Pupuk Pun Dipalsukan

Senin, 5 Juni 2023 06:24 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Beberapa hari yang lalu, pihak kepolisian menggerebek rumah yang dijadikan gudang kosmetik palsu senilai ratusan juta rupiah. Banyak sekali kosmetik palsu yang siap dilempar ke pasar.  

Yang tidak kalah mengejutkan beberapa hari terakhir, berita mengenai pupuk palsu/pupuk tiruan beredar luas di berbagai media, bahkan mendapatkan eksposur hebat. Pupuk palsu? Nyaris kita tidak pernah dengar sebelumnya. Kenapa pupuk dipalsukan? Apa faedahnya? Siapa yang dirugikan? Kenapa otoritas resmi terkesan diam saja?

Baca juga : Komunikasi Pemimpin: Konteks Tinggi Atau Konteks Rendah

Komoditas apa pun yang dipalsukan (ijazah, BBM, uang kertas, produk kosmetik, bahkan obat untuk menangkal covid dll) biasanya ada pihak yang merasa dirugikan, lalu segera melaporkannya kepada penegak hukum untuk ditindak. Aneh bin ajaib, dalam kasus pupuk palsu, nyaris pihak berwajib tidak mendapat laporan dari pihak-pihak yang merasa dirugikan!  Artinya, nyaris tidak ada yang lapor ke pihak kepolisian.

Kenapa pupuk dipalsukan? Apa lagi kalau bukan untuk membuat pupuk lebih murah harganya. Seperti kita ketahui pupuk yang dipasarkan secara umum terdiri atas pupuk yang disubsidi pemerintah dan pupuk non-sibsidi. Sebagian besar yang beredar di kalangan petani adalah pupuk bersubsidi. Pemerintah perlu membantu petani dengan memberikan subsidi kepada pupuk, mengingat harga “asli” pupuk relatif mahal. Oleh sebab itu, setiap tahun pemerintah masih harus memberikan subsidi pupuk supaya petani bisa menjangkau. Subsidi pupuk tahun ini masih sama dengan subsidi tahun 2022, yaitu sekitar Rp 25 triliun.  Imbauan sementara pihak (termasuk Jusuf Kalla) agar subsidi pupuk dicabut untuk efisiensi pupuk sampai hari ini belum berani dilaksanakan pemerintah. Khawatir terjadi boomerang effect jika wacana cabut subsidi pupuk dicabut total.     

Baca juga : Demokrasi Terpimpin Ke Demokrasi Rakyat?

Perbedaan antara pupuk palsu dan asli, menurut PT Pupuk Indonesia (Persero)  tidak terlalu sulit dideteksi jika dilihat dari kemasan luar. Menurut Direktur Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim, Jefri Limeisa Putra, ada perbedaan yang cukup signifikan antara pupuk palsu dan asli. Misalnya, pupuk SP 36 yang dipalsukan dengan keberadaan titik yang sangat kecil menjadi SP 3.6.            

Ada juga pupuk yang isinya batu bata ditumbuk, jadi berwarna merah. Intinya, ciri-ciri pupuk palsu antara lain: tidak tahan lama di air; lebih cepat larut jika direndam; aromanya lebih bau dan berwarna kusam.   

Baca juga : Mungkinkah Anies Kesulitan Dapat Tiket Capres?

Pemalsuan pupuk dilakukan dengan cara beragam. Perbedaan pupuk asli dan palsu memang sekilas tidak jauh berbeda jika dilihat dari kemasan luar.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.