Dark/Light Mode

Tunjukkan Kedigdayaan TNI Di Papua

Rabu, 19 April 2023 07:05 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka -  

Oleh: Prof. Dr. Tjipta Lesmana
Pengamat Politik/Militer, Dosen Tamu Sesko TNI, Bandung

Sejak pesawat komersial Susi Air dibajak dan pilotnya disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua lebih dari 1,5 bulan yang lalu, KKB terus menunjukkan “giginya” kepada dunia internasional; sebaliknya TNI seolah dihina/tidak berdaya. Pemerintah Selandia Baru beberapa kali memperingatkan Pemerintah Indonesia, khususnya TNI, agar ekstra hati-hati dalam upaya membebaskan pilot pesawat Susi Air; jangan sampai jatuh korban. Kontak senjata menelan jiwa anggota TNI terjadi beberapa kali.

Baca juga : Dua Masalah Besar Yang Menghadapi Indonesia

Beberapa pernyataan Panglima TNI terkesan militer Indo nesia tidak berani alias takut. Kita lebih memilih perundingan daripada militer. Lha, kalau perundingan-perundingan tidak membawa hasil, apa harus terus berunding dan berunding?

“Susahnya pembebasan pilot pesawat Susi Air disebabkan banyak anggota KKB menyamar dirinya sebagai masyarakat biasa.” Artinya, jika militer kita menyerang, kemungkinan akan jatuh korban sipil.

”Pernyataan Panglima TNI ini, bagi saya, terkesan aneh. Di Aceh tempo hari, pemberontak Aceh juga menyamar sebagai tukang jual rokok, pompa bensin dll, kenapa akhirnya TNI mampu melumpuhkan pemberontak Aceh, walaupun berakhir dengan bantuan PBB.

Baca juga : TNI Unjuk Gigi Hantam KKB

Baru setelah markas TNI di Nduga diserbu oleh kelompok sen jata KKB pada 16 April lalu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudi Margono bersuara keras. Panglima memerintahkan pasukan elite bertahan dari serangan KKB Papua: “Ambil tindakan, jangan takut!” Kenapa perintah seperti ini tidak diteriakkan Panglima beberapa minggu sebelumnya untuk menghantam KKB?

P5 (Panglima TNI) menunjukkan giginya setelah pada tanggal 16 April yang lalu Markas TNI di Nduga diserang oleh KKB, 9 anggota TNI tewas, 9 ditawan , 21 belum diketahui nasibnya (waktu itu). Masya Allah! Bagaimana pertahanan dan strategi militer kita di Nduga, terkesan empuk sekali diporak-porandakan oleh musuh.

Tanggal 16 April malam, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman dan beberapa stafnya langsung terbang ke lokasi peperangan; siap-siap menggempur KKB. Esok harinya, rombongan P5 berangkat ke Nduga untuk memberikan semangat kepada prajurit TNI untuk menggempur KKB.

Baca juga : Dilema Prabowo-Ganjar

Seorang kawan yang jadi Anggota Komisi I DPR memberitahukan saya, TNI bukan takut menghancurkan pemberontak di Papua, bukan! Tapi selama tidak ada perintah dari Panglima Tertinggi TNI (Pangti) alias Presiden, Panglima TNI tidak berani, karena tidak punya kewenangan untuk menyerbu atau berperang melawan musuh bersenjata dari manapun. Kalau begitu, apakah selama ini Presiden Jokowi tidak berani mengeluarkan perintah kepada Panglima TNI; atau Pak Jokowi tidak pernah diberikan laporan sebenarnya?
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.