Dark/Light Mode

Di Indonesia, Pupuk Pun Dipalsukan

Senin, 5 Juni 2023 06:24 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka -
Prof. Tjipta Lesmana
Ex. Anggota Komite Ketahanan Nasional Lemhannas           

Di Indonesia, apa pun kerap dipalsukan. Pada tahun 1970-an, satu-dua universitas pernah diterpa fenomena ijazah sarjana palsu. Sebetulnya, lebih tepat disebut ijazah “aspal” asli tapi palsu. Ya, ijazah yang beredar sebenarnya asli, dikeluarkan sah oleh instansi pendidikan terkait dengan tandatangan pimpinan universitas yang bersangkutan dan stempel asli. Hanya saja, pemegang ijazah itu diragukan pernah kuliah di universitas itu hingga selesai, bahkan tidak pernah tercatat sebagai mahasiswa. Ijazah dibuat oleh oknum-oknum administrasi, kemudian dijual oleh mahasiswa bersangkutan. 

Baca juga : Komunikasi Pemimpin: Konteks Tinggi Atau Konteks Rendah

 Uang dipalsukan? Fenomena ini cukup sering. Tidak lama setelah Bank Indonesia mengeluarkan serial uang baru: dari yang nominal Rp 500,- hingga Rp 100.000,-  beredar uang palsu. Yang paling banyak dipalsukan adalah yang bernominal Rp 100.000,- Koq bisa cepat? Masyarakat awam tidak tahu. Yang jelas, peredaran uang palsu ini diakui oleh otoritas Bank Indonesia. Otoritas Bank Sentral dengan cepat memperingatkan masyarakat luas apa ciri-ciri uang palsu dan bagaimana membedakannya dengan yang asli, seraya mengeluarkan ancaman untuk tidak terlibat dalam aksi kejahatan pemalsuan uang dengan ancaman keras.

Uang kertas Amerika (US dollar) bernilai US 100 sekali-sekali dipalsukan juga di Indonesia. Orang bilang susah memalsukan uang kertas US 100,- karena begitu kompleks design dan teknisnya. Toh bisa jebol juga.

Baca juga : Demokrasi Terpimpin Ke Demokrasi Rakyat?

Bensin oplosan cukup sering beredar di Indonesia dari waktu ke waktu. Ketika harga BBM melonjak tinggi, mereka yang punya kepintaran piawai dengan cepat bisa membuat BBM oplosan: bensin hasil campuran yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pihak berwenang. Pemakaian bensin oplosan tentu berakibat buruk terhadap komponen dan performa mesin. Mencampur kedua bahan bakar bisa membuat kinerja pembakaran menjadi tidak sempurna, singkat kata mesin mobil atau motor jadi ngelitik.

Pihak otoritas dengan cepat memperingatkan pemilik mobil untuk mengecek bensin sebelum membeli bensin eceran. Tapi, dalam praktek, hal ini susah dilakukan oleh awam.

Baca juga : Mungkinkah Anies Kesulitan Dapat Tiket Capres?

Obat-obatan palsu juga kerap beredar di toko-toko yang sudah diketahui luas di Jakarta. Obat-obat palsu dijual jauh lebih murah dibandingkan yang asli. Itulah sebabnya laris sekali dibeli masyarakat. Harga obat-obat di kios-kios tertentu murah harganya. Masyarakat enggak mau tahu apa konsekuensinya menenggak obat-obat palsu bagi kesehatan. Harga obat di Indonesia, konon, salah satu yang paling mahal di dunia. Dibandingkan dengan harga obat di Singapura, misalnya, jauh sekali perbandingannya. Harga obat di negara kita mahal, antara lain, karena diperlukan biaya pemasaran yang tinggi. Sekali-sekali otoritas Kementerian Kesehatan (khususnya BPOM) melakukan razia. Bagaimana kelanjutan dari hasil razia, kita tidak tahu. Yang jelas, penjualan obat-obat gelap itu jalan terus.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.