Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia

Adakah Standar Suksesi Politik Dalam Islam?

Sabtu, 17 Juni 2023 05:55 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Suksesi pemerintahan adalah salah satu isu yang selalu menarik dibicarakan. Bukan hanya oleh para praktisi poli­tik, tetapi juga para pemikir dan ulama.

Kontroversi ini muncul karena tidak ditemukannya sistem suk­sesi yang baku di dalam lintasan sejarah dunia Islam.

Al-Qur’an dan hadis juga tidak pernah memperkenalkan sebuah model suksesi

Yang menarik untuk diper­tanyakan, mengapa konsep suksesi yang selalu menjadi isu kontemporer tidak pernah diuraikan secara khusus di dalam Islam?

Baca juga : Tidak Boleh Menggunakan Kekerasan

Al-Qur’an dan hadis sangat terbatas membicarakan hal ini. Mengapa Islam tidak mewaris­kan model suksesi?

Mengapa hal yang sepenting ini tidak mendapatkan perha­tian khusus di dalam Islam?

Apakah ini pertanda Islam membuka diri untuk memberi­kan pengakuan kepada berbagai pola suksesi yang hidup di dalam setiap masyarakat?

Atau konsep akhlak ber­politik secara holistik sudah dianggap cukup dijadikan pedoman suksesi?

Baca juga : Tidak Menelantarkan Non-Muslim

Kenyataan dalam lintasan sejarah dunia Islam, pola suk­sesi tidak pernah seragam, mulai pada masa Nabi dan Sahabat sampai sekarang.

Proses pergantian kepemimpinan Nabi melalui musyawarah terbuka, dihadiri seluruh komponen, baik komponen-komponen golongan Anshar maupun Muhajirin.

Pergantian Abu Bakar melalui wasiat meskipun tidak mengikat. Pergantian Umar melalui formatur. Pergantian Utsman melalui formatur ter­batas.

Pergantian Ali melalui pengambilalihan. Suksesi-suksesi selanjutnya kembali lagi seperti pra Islam, suksesi kepemimpinan dilakukan se­cara turun temurun, baik oleh dinasti Mu’awiyah maupun dinasti Abbasiyah.

Baca juga : Dasar Toleransi Dalam Bernegara

Suksesi secara demokrasi sejati di dalam dunia Islam di­awali dalam era Presiden SBY di Indonesia, ketika seluruh rakyat melakukan pemilihan umum memilih secara lang­sung kepala negaranya.

Al-Qur’an tidak memberi­kan penjelasan tentang tata cara penentuan, pemilihan, dan penetapan pemimpin umat atau kepala pemerintahan.

Rasulullah sendiri juga tidak pernah memberikan wasiat atau petunjuk tentang proses pergantian kepemimpinan di dalam Islam.

Sampai saat-saat terakhir kehidupannya pun tidak mem­berikan statemen politik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.