Dark/Light Mode

PSSI Harus Berantas Judi Bola

Senin, 3 Juli 2023 06:26 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka -
Oleh: Prof Dr Tjipta Lesmana
Ex Ketua Tim Komite Banding PSSI Tahun 2011, Penulis Buku “Bola Politik dan Politik Bola. Kemana Arah Tendangannya”. Pustaka Gramedia, 2013

Dari perspektif tujuan, main bola dan main politik, hakikatnya tidak banyak berbeda. Kalau mau dikatakan beda, ya main bola mengandung banyak kehormatan (honor) daripada main politik; kedua permainan ini sama-sama mengejar uang.

Dalam dunia sepakbola, seorang pemain unggul ber­usaha mencari uang sebanyak-banyaknya dengan bekerja mati-matian mengejar prestasi dan prestise. Politisi atau pejabat juga mencari uang sebanyak-banyaknya, tapi dengan cara, umumnya, menyalahgunakan kewenangan yang dimilikinya, memeras rakyat dan menguras uang negara. Itulah beda utama­nya.

Baca juga : Pejabat Tinggi Hindarilah Cacat Moral

Kekuasaan politik secara intrinsik nyaris membawa “virus korupsi”. Hanya segelintir orang berkuasa yang tidak tertular “virus korupsi”. Seorang pembela hak-hak sipil bernama Leonard Boudin bahkan percaya, nyaris semua politisi menyalahgunakan kekuasaannya.

Plato sebelumnya menyatakan hal yang sama: “politics is full of corruption”. Pokoknya, permainan politik identik dengan lahan korupsi. Kami tak perlu paparkan contoh-contoh mutakhir di negara kita akhir-akhir ini.

Seorang Kapolda berbintang dua belum lama ini “merampok” sekitar 2,5 kg narkotik yang berhasil ditangkapnya, lalu berusaha dijual.

Baca juga : Tidak Ada Kejutan Di Puncak Peringatan Hari Bung Karno

Perilaku oknum anggota Polri yang memalukan dibuka habis-habisan dalam skandal Sambo oleh Ketua Majelis Pengadilan, Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso, yang menggemparkan seluruh rakyat Indonesia.

Bagaimana permainan miring dalam pertandingan sepak-bola yang juga dipraktekkan di lapangan bola? Satu di antaranya adalah Judi Bola.

Di banyak negara, perjudian bola cukup marak. Judi bola marak karena ada pihak-pihak tertentu yang percaya bahwa skor akhir pertandingan bola bisa diatur dengan menyuap pemain tertentu atau wasit.

Baca juga : Koalisi Semakin Runcing

Di Korea Selatan, dua tersangka calo perjudian pada 2011 ditangkap dan diseret ke pengadilan karena diduga menyuap seorang kiper sebesar 110 juta won (Kompas, 4/6/2011).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.