Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Pemilu 2024 sudah di depan pintu, dan dinamikanya semakin membesar. Di era digital yang terus berkembang, ancaman siber asing semakin meruncing dan beragam. Kini, dalam era digital yang telah mengubah lanskap pemilu dan politik, pemilihan umum tidak hanya terbatas pada kampanye dan pemungutan suara fisik, melainkan juga terjadi di ranah siber.
Dalam konteks ini, pemilih, partai politik, dan lembaga pemilu semakin bergantung pada teknologi digital untuk berkomunikasi, berkampanye, dan menghitung suara. Hal ini memberi peluang lebih besar bagi aktor siber asing untuk mencampuri pemilu dan memengaruhi hasilnya.
Baca juga : Pancasila Memperteguh Sikap Mental Pemimpin
Sehingga kepentingan siber asing dalam pemilu mencakup penggunaan teknologi siber untuk memengaruhi proses pemilu menjadi leluasa. Di mana faktor-faktor yang memengaruhi kepentingan ini, termasuk konteks geopolitik, tujuan strategis, dan hubungan antara negara, semakin kait mengait penuh keterlibatan. Dalam konteks ini kepentingan siber asing dalam pemilu sangat tergantung pada hubungan geopolitik.
Negara asing memengaruhi hasil pemilu untuk mencapai tujuan geopolitik mereka, seperti menciptakan ketidakstabilan politik atau mengubah orientasi politik. Maka kepentingan siber asing dalam pemilu terkait dengan tujuan strategis. Tujuan ini mencakup mempertahankan, atau mengubah aliansi strategis, demi memastikan akses ke sumber daya alam atau pasar, atau memengaruhi kebijakan luar negeri negara yang bersangkutan. Dalam konteks pemilu hal ini dapat menjadi peluang untuk memengaruhi pemilihan calon, atau partai yang mendukung tujuan strategis mereka.
Baca juga : Pancasila Berperan Mengatasi Ketegangan Politik
Bila semua itu abai dideteksi secara dini, maka ancaman siber asing dalam pemilu bisa berkembang secara dramatis, dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan mereka untuk meluncurkan serangan yang semakin canggih. Ini mencakup serangan penolakan layanan distribusi (DDoS) yang dapat mengganggu situs web pemilu, serangan phishing yang mengelabui staf pemilu, dan serangan ransomware yang dapat merusak data penting.
Semua taktik tersebut digunakan untuk menciptakan ketidakstabilan dan mengganggu integritas pemilu. Dengan demikian siber asing dapat digunakan oleh negara asing, atau aktor asing, untuk mempengaruhi hasil pemilu sesuai dengan kepentingan geopolitik mereka. Agar terciptakan ketidakstabilan dengan merusak integritas pemilu melalui serangan siber yang mengganggu infrastruktur pemilu, atau dengan menyebarkan disinformasi yang memicu ketegangan sosial dan politik.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.