Dark/Light Mode

Kewaspadaan Geostrategi Menjelang Pemilu 2024

Senin, 6 November 2023 06:21 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

 Sebelumnya 
Oleh karena itu, menjelang Pemilu 2024, diperlukan kewaspadaan geostrategi yang kuat. Kewaspadaan geostrategi adalah elemen penting dalam geopolitik. Hal ini membantu negara untuk memahami perubahan dalam tatanan dunia, dan merencanakan kebijakan yang tepat. Maka beberapa aspek kewaspadaan geostrategi yang perlu dipertimbangkan menjelang Pemilu 2024, ­antara lain termasuk penguatan keamanan siber.

Keamanan siber semakin pen­ting menjelang Pemilu 2024, karena ancaman siber dapat datang dari berbagai pihak, termasuk kelompok teroris, kelompok anti demokrasi, dan individu dengan kemampuan teknologi tinggi. Serangan siber dapat memengaruhi infrastruktur kritis, sistem komunikasi, dan keamanan nasional. Oleh karena itu, negara perlu meningkatkan kewaspadaan dini terhadap ancaman keamanan siber, geostrategi, dan geopolitik.

Maka kewaspadaan geostra­tegi menjadi kunci untuk memahami perubahan dalam tatanan dunia, dan cara menghadapi tantangan-tantangan yang muncul. Kewaspadaan geostrategi melibatkan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor geografis, ekonomi, politik, dan militer, yang memungkinkan negara untuk mengidentifikasi perubahan dalam kekuatan dan ancaman geopolitik.

Baca juga : Pancasila Memperteguh Sikap Mental Pemimpin

Tambahan pula Pemilu 2024 yang semakin mendekat, karuan saja ada tantangan khusus yang perlu ditangani melalui kewaspadaan geostrategi dan geopolitik. Kedua aspek ini sangat relevan dalam konteks pemilu, karena membantu negara untuk memahami perubahan dalam tatanan dunia, serta merencanakan kebijakan yang tepat untuk menghadapinya.

Dalam perspektif kewaspa­daan geostrategi menjelang Pemilu 2024, aspek keamanan siber harus dipertimbangkan. Di­karenakan ancaman siber ­sudah terdeteksi secara dini, ­maka negara perlu meningkat­kan kewaspadaan terhadap serangan siber yang dapat memengaruhi integritas pemilu. Kewaspadaan geostrategi dalam konteks ini memungkinkan negara untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi serangan siber potensial, serta merancang langkah-langkah perlindungan yang efektif.

Dalam era digital, disinformasi dan propaganda dapat dengan mudah disebarkan untuk memengaruhi pemilih dan hasil pemilu. Maka kewaspadaan geostrategi melibatkan pemahaman tentang bagaimana negara-­negara asing, atau aktor asing, dapat menggunakan disinformasi untuk mencampuri pemilu. Upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi disinformasi ­perlu menjadi bagian dari stra­tegi pemilu.

Baca juga : Pancasila Berperan Mengatasi Ketegangan Politik

Dalam menjelang Pemilu 2024, negara perlu mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam hubungan internasional dapat memengaruhi pemilu. Ini mencakup pengaruh negara-negara tetangga, sekutu, dan pesaing dalam konteks geopolitik. Kewaspadaan geostrategi memungkinkan negara untuk memahami bagaimana faktor-faktor ini dapat memainkan peran dalam pemilu dan ­merencanakan respons yang sesuai.

Kewaspadaan geostrategi juga mencakup kerjasama inter­nasional dalam menghadapi ancaman terkait pemilu. Negara perlu menjalin kerjasama ­dengan negara-negara lain untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman siber serta upaya campur tangan asing. Ini bisa melibatkan pertukaran intelijen dan koordinasi tindakan dengan mitra internasional.

Bisa saja pemilu malah sedi­kit menciptakan peluang ­bagi ­negara-negara asing ­untuk memengaruhi hasil pemilu se­­suai dengan kepen­tingan geo­politik mereka. Maka kewas­padaan geostrategi harus mencakup pemahaman tentang bagaimana pemilu di Indonesia dapat memengaruhi hubungan dengan negara-negara lain, dan bagaimana negara-negara tersebut mungkin mencoba memanfaatkan situasi tersebut.

Baca juga : Geostrategi Sistem Pertahanan dan Bela Negara Indonesia

Dengan demikian, kewas­padaan geostrategi dan geopolitik menjadi faktor kunci dalam memahami dan menghadapi tantangan menjelang Pemilu 2024. Menerapkan pendekatan ini akan membantu negara untuk melindungi integritas pemilu, menjaga stabilitas dalam negeri, dan menjalankan pemilu yang bebas dan adil.

Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS, adalah ­mantan Gubernur ­Lemhannas RI dan mantan Direktur ­Jenderal Sosial Politik ­Depdgari RI.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.