Dark/Light Mode

Mewaspadai Paham Khilafah Masuk Lewat Pemilu

Jumat, 10 November 2023 06:45 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, agama, dan etnis. Semangat kebhinekaan ini tercermin dalam ideologi Pancasila yang mengakui beragam keyakinan dan menghormati perbedaan.

Namun, dalam sejarahnya, ada beberapa paham atau ideologi yang tidak diterima di Indonesia, salah satunya adalah paham Khilafah. Paham Khilafah adalah suatu konsep politik dan sosial yang berusaha untuk menggantikan sistem demokrasi, atau sistem pemerintahan negara, dengan sebuah pemerintahan tunggal. Maka paham Khilafah ini tidak diterima di Indonesia.

Tidak diterima, karena pertama-tama, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, serta memiliki beragam kebudayaan dan agama lainnya. Sedangkan paham Khilafah cenderung mereduksi keragaman ini, lantas memaksakan menjadi satu pemahaman yang sangat ketat. Tentu saja ini bisa menimbulkan konflik dan ketidaksetujuan di antara berbagai kelompok agama dan aliran di Indonesia.

Baca juga : Kewaspadaan Geostrategi Menjelang Pemilu 2024

Dan kedua, Indonesia adalah negara demokratis yang mengadopsi sistem pemerintahan yang didasarkan pada konstitusi. Dalam sistem demokratis ini, kekuasaan berada pada rakyat dan diatur oleh hukum yang berlaku. Paham Khilafah, sebaliknya, berusaha untuk mendirikan pemerintahan yang didasarkan pada interpretasi agama yang ketat, yang mengabaikan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia yang dianut oleh negara Indonesia.

Paham Khilafah juga berkaitan dengan gerakan ekstremis dan terorisme. Beberapa kelompok yang menganut paham Khilafah telah terlibat dalam kegiatan-kegiatan kekerasan dan terorisme di berbagai negara. Oleh karena itu, penerimaan terhadap paham Khilafah di Indonesia dapat membuka pintu bagi perkembangan ekstremisme dan ancaman keamanan dalam negeri.

Penting untuk mengingat bahwa Indonesia telah berhasil mempertahankan kerukunan, dan keberagaman, yang merupakan salah satu ciri khasnya. Bisa saja paham Khilafah memiliki pengikutnya, tetapi mayoritas masyarakat Indonesia cenderung mendukung sistem pemerintahan yang demokratis dan inklusif.

Baca juga : Pancasila Memperteguh Sikap Mental Pemimpin

Maka dalam menghadapi paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan keberagaman Indonesia, terlebih dahulu patut diwaspadai. Terlebih hari-hari belakang ini Indonesia disibukan oleh perayaan besar pesta demokrasi, di mana pemilihan umum (pemilu) dijadikan satu pilar utama dalam sistem demokrasi, yang memberikan rakyat kekuasaan untuk memilih wakil-wakil mereka dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik.

Namun, dalam beberapa kasus, pemilu juga dapat menjadi medan bagi ideologi-ideologi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi. Salah satu contoh yang mengundang kontroversi adalah paham Khilafah, yang mencoba untuk memasuki proses pemilu (termasuk di beberapa negara demokratis).

Meskipun paham Khilafah mungkin mencoba memanfaatkan pemilu sebagai platform untuk menyebarkan agenda mereka, banyak negara demokratis telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah kelompok-kelompok ekstremis yang mengancam stabilitas dan keamanan negara dari memasuki arena politik. Tentu saja Indonesia jangan sampai kecolongan. Dari itu harus diperkuat nilai-nilai Pancasila.

Baca juga : Pancasila Berperan Mengatasi Ketegangan Politik

Pancasila, sebagai ideologi dasar negara Indonesia, memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang waspada terhadap berbagai tantangan dan ancaman yang mungkin timbul. Pancasila dapat membantu masyarakat untuk lebih waspada dengan merayakan kesetaraan dan toleransi. Di mana Pancasila mengajarkan kepada masyarakat untuk menghormati hak-hak dan keyakinan setiap individu, terlepas dari latar belakang agama, etnis, atau pandangan politik mereka.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.