Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (77)

Mengapa Manusia Disebut Perusak Alam?

Kamis, 7 Desember 2023 06:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Di dalam kitab-kitab suci Samawi seperti Taurat, Injil, dan Al-Qur’an, manusia sering dicitrakan sebagai perusak alam. Bahkan dalam buku-buku lingkungan hidup Bible sering dituding sebagai pemberi izin untuk melakukan kerusakan terhadap alam, sebagaimana diungkapkan oleh Karen Amstron di dalam bukunya “Sacred Nature”.

Di dalam Al-Qur’an malaikat menggambarkan manusia sebagai perusak alam, sebagaimana dijelaskan dalam ayat: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Q.S. al-Baqarah/2:30).

Baca juga : Mengapa Alam Tunduk Kepada Manusia?

Prediksi malaikat yang menggambarkan manusia sebagai perusak alam semesta dan penyebab pertumpahan darah semuanya terbukti. Penyusupan kualitas dan kuantitas alam semesta, bahkan disrupsi dan kerusakan alam secara besar-besaran terjadi berbanding lurus dengan semakin tingginya tingkat perlembangan teknologi. Alat-alat berat dan zat-zat kimia betul-betul menyebabkan terkurasnya kualitas sumber daya alam.

Dalam ayat lain dikatakan: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. al-Rum/30:41).

Baca juga : Mengenal Alam Mulk (2)

Ayat ini mengisyaratkan manusialah satu-satunya yang dianggap sebagai perusak lingkungan alam, bukan makhluk lain. Tangan-tangan manusia (aidi al-nas) bukan tangan-tangan makhluk lain seperti jin, malaikat, atau binatang yang menyebabkan kerusakan alam di darat dan di lautan. Manusia menghacurkan hutan, membendung Sungai, mengeringkan lahan basah, membuat iklim tidak stabil. Dampaknya lebih lanjut terjadinya kemiskinan global, ketimpangan sosial, dan penyingkiran social serta berkembangnya ekonomi criminal global semakin menjadi-jadi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.