Dark/Light Mode

Pancasila: Panduan Etis Debat Capres 2024

Senin, 5 Februari 2024 07:44 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

 Sebelumnya 
Melalui lensa filosofis Pancasila, debat kelima itu menjadi panggung bagi mewujudkan nilai-nilai luhur tersebut dalam merancang masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. Maka dalam konteks filosofis Pancasila, hal ini menjadi lebih dari sekadar pertukaran argumen. Melainkan, secara positif, menjadi ajang refleksi mendalam tentang bagaimana pemimpin dan masyarakat dapat menggabungkan nilai-nilai luhur dalam langkah-langkah konkrit pembangunan.

Dengan begitu Pancasila bukan hanya sekadar bimbingan retorika, tetapi juga merupakan pemetaan jalan menuju keberhasilan dan keberlanjutan. Setiap isu yang dibahas dalam debat kelima (harusnya) dipandang sebagai peluang untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan persatuan yang diakui oleh Pancasila.

Baca juga : Tantangan Dan Peluang Indonesia Tahun 2025 (Bagian II - Habis)

Dalam peranannya sebagai pedoman, Pancasila pun membantu membentuk sikap dan tindakan masyarakat Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan. Filosofi ini memberikan landasan moral yang kuat untuk kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah dan individu. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya menjadi sebuah dokumen sejarah, tetapi juga menjadi kekuatan dinamis yang terus membimbing perjalanan bangsa ini.

Pancasila bukan sekadar kumpulan nilai-nilai abstrak; sebaliknya, ia menjadi kekuatan dinamis yang memberikan pedoman konkret untuk tindakan dan kebijakan di Indonesia. Dalam konteks debat kelima, Pancasila mewakili lebih dari sekadar identitas nasional; ia juga mencerminkan visi bersama untuk mencapai kesejahteraan, pembangunan SDM, dan inklusi. Penerapan dan pengembangan nilai-nilai luhur ini menjadi kunci untuk memandu langkah-langkah praktis yang membentuk masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Baca juga : Tantangan Dan Peluang Indonesia Tahun 2025 (Bagian I)

Dalam debat kelima, Pancasila tidak hanya menjadi dasar retorika; sebaliknya, ia berfungsi sebagai pemandu aksi nyata dalam merumuskan kebijakan dan langkah-langkah pembangunan. Identitas nasional yang terkandung dalam Pancasila bukanlah konsep statis, melainkan visi yang hidup yang dapat membimbing keputusan-keputusan penting untuk mencapai tujuan kesejahteraan, pembangunan SDM, dan inklusi. Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai Pancasila bukan hanya sebagai simbol, melainkan sebagai panduan untuk mencapai perubahan positif.

Melalui upaya penerapan dan pengembangan nilai-nilai luhur Pancasila, Indonesia diharapkan dapat merangkul masa depan yang lebih baik. Membangun masyarakat yang adil dan mencapai keberlanjutan adalah tujuan yang dapat diwujudkan melalui pemahaman yang mendalam terhadap filosofi Pancasila. Dengan terus mengakar pada nilai-nilai tersebut, diharapkan Indonesia dapat mengejar perkembangan yang berkelanjutan dan inklusif, menciptakan bangsa yang berkembang dan terus maju sesuai dengan cita-cita Pancasila.

Baca juga : Kepemimpinan Pancasila: Investasi untuk Masa Depan Bangsa

Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS, adalah mantan Gubernur Lemhannas RI dan mantan Direktur Jenderal Sosial Politik Depdagri RI.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.