Dark/Light Mode

Ta’liful Quluub Untuk Wihdatul Ummah

Kamis, 17 Januari 2019 13:09 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Yang paling parah, hukum masih berada dalam genggaman kepentingan. Hukum belum mampu menegakkan perilaku. Tapi hukum ditegakkan untuk membenarkan prilaku dan kepentingan yang melawan hukum. Amoralitas meningkat atas nama kebebasan. Ancaman idiologi juga semakin nyata. Dan yang paling parah ancaman itu kerap mendapat dukungan sistem dan otoritas. 
Karenanya untuk sementara ini Indonesia akan tetap menjadi negara Muslim terbesar dalam bilangan. Tapi akan tetap menjadi mayoritas yang tidak bergigi baik dalam negeri maupun luar negeri. 

Muslim minoritas 
Sementara itu dengan meningkatkan sentimen national conservatism yang ditandai dengan menguatkan White supremacy di dunia Barat, minoritas Muslim juga semakin tertantang. Hal ini membawa kepada situasi politik yang aneh, termasuk terpilihnya seorang presiden seperti Donald Trump di Amerika Serikat.

Baca juga : Trend Jilbab (6): Jilbab Sebagai Multi Dunia

Di berbagai negara kekerasan terjadi di mana-mana, menjadikan kehidupan komunitas Muslim di negara-negara mayoritas non Muslim juga menjadi minor hell. Baik serangan fisik maupun non fisik.
Minoritas Muslim di berbagai negara non Barat pun semakin memprihatinkan.

Kita mengenal penderitaan Saudara-Saudara kita Di Palestina yang belum nampak berujung. Di negara Burma Saudara-Saudara kita Rohyngya mengalami modern human tragedy yang luar biasa. Di bawah pemerintahan Komunisme China Saudara-Saudara kita komunitas Uighur mengalami penyiksaan yang di luar perikemanusiaan.

Baca juga : Tanda-tanda Main Kotor Dalam Pemilu

Mestinya melakukan apa? 
Selama ini nyanyian lama pasti adalah karena Amerika dan sekutunya, Barat, yang menjadikan dunia Islam demikian. Atau karena Yahudi dan Nashora yang berkolaborasi dalam upaya menghancurkan Islam dan umatnya. Dan oleh karenanya dengan terorika tinggi dikumandangkan perang melawan mereka. 

Tapi benarkah demikian? Benarkah bahwa orang lain selalu ditempatkan pada posisi "tertuduh" di saat kita menghadapi permasalahan-permasalahan itu? 
Jawabannya bisa benar, tapi bisa juga salah. Atau juga bisa dua-duanya. Artinya bisa benar jika Amerika dan sekutunya menjadi biang keladi jahannam kecil itu. Tapi juga bisa salah karena Amerika belum tentu "penyebab awal" dari semua itu. Amerika kemungkinan hanya mendapatkan "kesempatan atau peluang" untuk melakukan itu. 

Baca juga : Trend Jilbab (6): Jilbab Sebagai Multi Fenomena

Artinya ada faktor utama dan pertama dari keterlibatan orang lain sehingga terjadi berbagai "jahannam kecil" di dunia Islam itu. Kalau saja umat ini jujur maka akan diakui bahwa sesungguhnya penyebab utama dan pertama dari setiap tragedi yang terjadi dalam tubuh umat ini adalah karena: "lima taquuluuna maa laa taf'alun"? Dan "ata'murunan naasa bil birri wa tansawna anfusakum"? 

Intinya adalah karena slogan-slogan keagamaan kita selama ini remain slogans. Slogan iman, slogan ibadah, slogan akhlak, slogan ukhuwah dan wihdatul ummah, dan seterusnya masih tergantung dengan indah di atas langit. Belum turun ("tanziil") ke atas bumi menjadi realita kehidupan manusia.  Salah satu slogan besar umat ini adalah "ukhuwah Islamiyah" (innamal mukminuna ikhwah) dan "ummah wahidah" (qul inna hadzihi ummatukum ummatan wahidah). 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.