Dark/Light Mode

Perilaku Stafsus Mencoreng Integritas Presiden

Senin, 27 April 2020 07:34 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Saya dari awal punya catatan sendiri tentang anak-anak muda yang disebut “milenial” yang dikabarkan memiliki prestasi luar biasa, khususnya di dunia startup, istilah yang 23 tahun yang lalu belum muncul dalam khazanah bahasa Indonesia. Begini saya punya “catatan kritis” terhadap kaum milenial ?

Beberapa tahun yang lalu saya berkenalan dengan seorang pengusaha otomotif berusia hampir 70 tahun; ia tergolong sukses. Setelah pensiun dari perusahaannya, ia menunjuk 2 (dua) anaknya untuk meneruskan bisnisnya itu. Suatu hari kami bercakap-cakap santai: “Gimana Oom setelah pensiun ?” “Waduh, pusing kepala saya! Mau tenang setelah pensiun, malah deg-degan melulu jantung saya.....”. “Lho, kenapa, Oom?”

Ia bertutur: Anak muda sekarang berani sekali. Berani mengambil keputusan tanpa pikir panjang dan memperhatikan risiko yang bakal muncul sebelum bertindak. kalau gagal, baru mereka kembali ke kita, dan minta maaf, sekaligus minta saran bagaimana “meluruskan” tindakannya yang keliru itu!

Andi Taufan Garuda Putra, salah satu Staf Presiden, melayangkan surat resmi berkop Staf Presiden bernomor 003/SSkP ATGP/IV/2020 tanggal 1 April 2020 kepada seluruh Camat di Indonesia. Melalui surat resminya itu, ia minta supaya para camat melibatkan perusahaan miliknya, PT Amartha Mikro Fintek, dalam penanganan virus Corona (Covid-19). Program sosialisasi atau edukasi Covid-19 itu diduga kuat menggunakan anggaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang dialokasikan untuk program tersebut.

Baca juga : Selamatkanlah Garuda Kita!

Siapa pun Andi Taufan, sehebat apa pun otaknya yang telah dibuktikan melalui kinerja PT Amartha Mokro Fintek, kita bisa mengatakan Staf Khusus Presiden ini sosok yang TIDAK PUNYA integritas. Ia mencampuradukkan jabatan dan kepentingan bisnisnya.

Sekitar 2.500 tahun yang lalu, Plato sudah memberikan warning kepada para pemimpin jangan main bisnis waktu menjabat di pemerintahan. Mau tidak mau akan terjadi konflik kepentingan. Pandangan Plato diperkuat oleh Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Dinasti Umayyah yang dikenal karena kejujuran dan kesederhanaannya. khalifah Umar bin Abdul Azis dikenal sebagai salah satu contoh pemimpin terbaik dalam sejarah peradaban Islam. Ketika dilantik sebagai khalifah, ia menjual seluruh kekayaannya dan Menyumbangkannya ke Baitul Mal. Dia juga mengembalikan tanah rakyat yang dulu dirampas oleh pemerintah tanpa sebab. Umar memotong gajinya sendiri, sehingga lebih rendah dari kebanyakan masyarakat di negerinya itu. “Seorang Imam (pemimpin negara) tidak pantas untuk berdagang. Begitu pula tidak halal bagi seorang gubernur untuk berdagang di dalam wilayah kekuasannya. Karena seorang Amir bila berdagang, dia akan mudah melakukan monopoli dan membenarkan perbuatan yang [bisa] merusak negara.”

Kasus serupa menimpa Staf khusus Presiden bernama Belva Devara. Dalam Program Kartu Pra-Kerja senilai Rp 5,6 triliun, Belva mengaku tidak ikut tender, tapi terpilih oleh proses seleksi yang dilakukan kantor Menko Perekonomian. Berita medsos banyak melambungkan prestasi Belva sebagai anak muda yang sukses LUAR BIASA dalam berbisnis. Ia kuliah di satu sekolah kondang di Singapura, kemudian memperdalam ilmunya di Inggris, bahkan lanjut ke top university Amerika. Luar biasa! Dalam usia yang begitu muda, hartanya sudah T-Tan. Perusahaannya juga beroperasi di Vietnam dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Lagi-lagi, yang dipertanyakan di sini adalah INTEGRITAS!

Baca juga : Rame-rame Realokasi Anggaran

Badan Hukum Ruangguru adalah PT Ruang Raya Indonesia yang didirikan dengan Anggaran Dasar 17 Maret 2020, dengan status sebagai Perusahaan Modal Asing (MPA), begitu menurut catatan Direktoray Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU), Kementerian Hukum dan HAM.

Mayoritas saham PT Ruang Raya Indonesia dimiliki oleh Ruangguru Pte Ltd. yang ber kantor pusat di Singapura. Peru sahaan ini tercatat memiliki 6.494.309 unit saham atau setara 99,99% saham Ruang Raya Indonesia. Artinya, Ruangguru Pte Ltd. merupakan pemegang saham mayoritas mutlak Ruang Raya Indonesia!

Kok perusahaan asing bisa berpartisipasi dalam program Pra-Kerja, salah satu program penting pemerintah yang sangat penting untuk meringankan mereka yang menjadi korban putus kerja atau penganggur akibat pandemi Covid-19?

Belva Devara dan Andi Taufan sama-sama sudah mengundurkan diri sebagai Staf Khusus Presiden. Tindakan mundur, secara implisit, mengandung makna keduanya mengakui bersalah, atau melakukan tindakan yang melanggar etika. Orang yang diakui punya integritas selalu berusaha bertindak dengan menjaga etika. Memang dalam “zaman edan” ini, banyak orang yang suka berkoar: Etika? Apa itu Etika? Jangan sok suci Anda !

Baca juga : Virus Korupsi Sama Jahatnya Dengan Covid-19

Setelah mundur, apakah perusahaan Belva dan Andi masih “berpartisipasi” dalam program kerja pemerintah terkait dengan Covid19 ? Mestinya, ya mundur juga! ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.