Dark/Light Mode

Etika Politik Nabi Muhammad SAW (22)

Bahaya Ketidakadilan Pemimpin (3)

Jumat, 23 Oktober 2020 06:24 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam artikel terdahulu dijelaskan betapa mulia para pemimpin yang adil, sehingga Allah SWT selalu mengistiimewakan di dunia sam-pai tahap demi tahap kehidupan di akhirat.

Sebaliknya, Allah SWT mengecam dan mengancap pemimpin yang tidak adil di dalam menjalankan kepemimpinannya, apalagi yang menyebabkan orang lain terdhalimi, menderita, dan korban.

Di antara hadis yang mengecam mereka ialah riwayat dari Abu umamah, ia berkata: Aku telah mendengar Nabi bersabda: Tidaklah seorang Muslim yang memerintah sepuluh orang atau lebih kecuali ia datang di hari kiamat dalam keadaan tangannya terikat sampai lehernya, kebaikannya akan membebaskannya atau dosanya akan membinasakannya, awalnya adalah celaan, pertengahannya adalah penyesalan, dan akhirnya adalah siksaan pada hari kiamat. (Hr Tabrani, Al-Mu’jam Al-Kabir, Jilid.8.halaman172).

Baca juga : Bahaya Ketidakadilan Pemimpin (2)

Dalam hadis lain disebutkan, dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda: Celakalah para raja/penguasa, celakah para pembantu, celakah para penjaga. Suatu kaum/orang banyak pada hari kiamat akan berharap agar ubun-ubun mereka tergantung dengan bintang yang menggoyang antara langit dan bumi dan mereka tidak mengurus suatu pekerjaan. (HR. Al-Hakim, Al-Mustadrak, Jilid 4, halaman 102).

Demikian pula dalam hadis lain, dari Ibnu Abi Aufa’, Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah SWT bersama dengan seorang Qadhi (hakim) selama ia tidak aniaya, tetapi jika ia aniaya maka akan diserahkan sepenuhnya kepadanya. (HR Muslim, Sahih Muslim, Jilid 1, halaman 87).

Dari Abu Umamah, ia mengatakan: Aku telah mendengar Nabi bersabda: Akan datang di akhir zaman petugas keamanan yang di pagi hari dalam kemurkaan Allah, dan di sore hari dalam kutukan Allah. Maka hati-hatilah kamu jangan sampai menjadi bagian (pembantu) mereka. (HR Tabrani, Al-Mu’jam Al-Kabir, Jilid 8, halaman 136).

Baca juga : Bahaya Ketidakadilan Pemimpin (1)

Hadis-hadis tersebut di atas cukup menjadi perhatian bagi para pemimpin dan para calon pemimpin. Mereka jangan hanya mengimajinasikan nikmatnya menjadi pemimpin tetapi tanggung jawab dunia-akhiratnya.

Ujian paling berat tentunya ialah berlaku adil saat kita menjadi pemimpin. Selain harus mempertanggung-jawabkan segala tugas yang diembannkan oleh orang banyak juga harus bertanggung jawab terhadap kepada Allah SWT.

Ketidakadilan tidak hanya dilihat dari berapa banyak orang didhalimi, berapa banyak harta dan kekayaan yang kita konsumsi tidak sepenuhnya halal, dan berapa banyak dispensasi yang diperoleh sebagai akibat jabatan yang diemban. Semuanya menuntut pertanggungjawaban. Boleh jadi ketidak adilan itu muncul karena disadari atau tidak disadari.

Baca juga : Transparansi Pemimpin (2)

Contoh ketidakadilan yang disadari, memerintahkan orang lain yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengambil uang rakyat untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau golongan dengan cara merekayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah tidak terjadi pelanggara.

Masih banyak contoh lain yang dapat diukur dengan kegelisahan diri setelah memanfaatkan kewenangan untuk kepentingan sesuai dengan yang diamanahkan. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.