Dark/Light Mode

Etika Politik Dalam Al-Qur’an (63)

Memahami Spirit Hijrah Nabi

Minggu, 7 April 2019 00:51 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Nabi Muhammad Saw pernah hijrah berkali-kali. Sahabat Nabi pun demikian. Bahkan sahabat Nabi dan termasuk Nabi, wafat di luar tempat kelahirannya. Itu semua pertanda bahwa hijrah merupakan sebuah keniscayaan.

Jika umat Islam sekarang banyak bermigrasi ke mana-mana itu artinya mengikuti sunnah Rasul dan juga sunnatullah sekaligus. Sesungguhnya konsep hijrah Nabi (hijrah al-Rasul) tidak identik dengan perjalanan “eksodus” yang mengisyaratkan kekalahan dan kepasrahan.

Hijrah dalam Islam tidak semata-mata berkonotasi mobilitas dan transformasi fisik dari satu tempat ke tempat yang lain.

Baca juga : Menggagas Deradikalisasi

Hijrah juga bisa berkonotasi non fisik, yaitu bertransformasi dari keadaan buruk ke keadaan yang lebih baik, atau dari zona tidak aman dan tidak nyaman ke zona yang lebih aman dan nyaman. Spirit dan semangat hijrah Nabi sesungguhnya lebih tepat diartikan dalam pengertian terakhir.

Hal ini bisa difahami dari hadis Nabi melalui riwayat Saleh ibn Basyir ibn Fudaik yang menceritakan suatu ketika Fudaik mendatangi Nabi dan mengatakan: Ya Rasulallah mereka mengira bahwa mereka yang tidak hijrah akan celaka.

Nabi menjawab: “Wahai Fudaik, dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat, jauhi kejahatan, dan tinggallah bersama kaummu sesuka hatimu. Dengan cara demikian sesungguhnya anda telah berhijrah”.

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (24) Akhlak Bermusyawarah (1)

Semangat hijrah sesungguhnya ialah penciptaan kondisi yang lebih kondusif untuk menjalankan fungsi dan kapasitas kita sebagai hamba (‘abid) dan sebagai khalifah di bumi (khalaif al-ardl).

Jika di dalam suatu tempat tidak bisa atau sulit mewujudkan kedua fungsi dan peran yang diamanahkan Tuhan itu, maka di situ ada tantangan untuk hijrah.

Akan tetapi jika tantangan itu tidak muncul maka tidak ada keharusan untuk hijrah. Hijrahnya Nabi dan sekelompok sahabatnya ke Madinah bukan berarti pengecut, pergi ke Madinah meninggalkan umatnya di Mekah untuk mencari selamat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.