Dark/Light Mode

Etika Politik Nabi Muhammad SAW

Yang Ambisius Tidak Diberi Jabatan

Jumat, 23 April 2021 05:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak pelajaran politik dari Nabi Muhammad SAW yang menarik untuk dikaji dan dijadikan pe­gangan. Salahsatu di antaranya ialah Nabi tidak pernah mere­spon positif terhadap sahabat-sahabatnya, termasuk anggota ke­luarganya yang meminta jabatan atau kelihatan terlalu ambisi untuk menjadi pemimpin.

Beberapa hadis Nabi menjelaskan hal ini, antara lain sebagai berikut:

Baca juga : Reorientasi Kultur Masjid (3)

Dari Abdurrahman bin Samurah, bahwasanya Nabi bersabda: Wahai Abdurrahman, janganlah engkau meminta jabatan kepemimpinan. Karena jika engkau diberi karena memintanya, nis­caya akan dibebankan kepadamu, dan tidak akan ditolong oleh Allah. Tetapi jika diberikan kepadamu tanpa mem­intanya, niscaya engkau akan ditolong oleh Allah. (HR. Muslim, dalam kitab Shahih Muslim, Jilid 6, halaman. 5).

Dalam hadis lain dijelaskan: Dari Abu Hurairah, mengatakan: Nabi bersabda: Sesungguhnya kalian akan sangat beram­bisi terhadap jabatan/kekuasaan, dan ses­ungguhnya jabatan/kekuasaan itu di hari kiamat akan menjadi kerugian dan pe­nyesalan. (HR. Ahmad, dalam Kitabnya, Al-Musnad, Jilid16, halaman.140).

Baca juga : Reorientasi Kultur Masjid (2)

Dalam kitab Fath al-Bari’ karya Ibn Hajar Al-‘Asqallani dijelaskan, orang yang berambisi untuk meraih jabatan kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong lahirnya fitnah, dapat menyebabkan pertumpah­an darah, penjarahan, dan pemerkosaan, dan pada akhirnya menjadi penyebab kerusakan lingkungan alam dan ling­kungan sosial.

Dalam syarah kitab Riyadh al-Shalihin, sebuah kitab yang disusun oleh Syekh Al-Nawawi yang sangat masyhur di Pondok-pondok Pesantren dijelaskan seseorang yang meminta jabatan biasanya karena ingin mem­promosikan dirinya di hadapan orang banyak, kemudian menguasai mereka, lalu memerintah dan membatasi mer­eka. Ia menegaskan bahwa orang yang ambisi jabatan berpotensi menyeng­sarakan masyarakat.

Baca juga : Reorientasi Kultur Masjid (1)

Ketika Abu Bakar al-Shiddiq dim­intai pendapat tentang suatu jabatan pada masanya, ia menjawab jangan memilih orang yang terlalu mau atau orang yang terlalu tidak mau, karena kedua-duanya mempunyai resiko jika ia menjabat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.