Dark/Light Mode

Urgensi Keberadaan Pondok Pesantren (2)

Kamis, 28 Oktober 2021 06:16 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pondok Pesantren (PP) dan madrasah yang jumlahnya tidak kurang 30.000, dengan santri tidak kurang 10 juta orang, hampir tidak pernah kedengaran melakukan tawuran. Meskipun sesekali dipancing, namun tetap tidak bergeming untuk melakukan pembalasan. Bukannya mereka tidak memiliki semangat darah muda, tetapi kelihatannya mereka lebih arif di dalam merespons perkembangan dan keadaan di sekitarnya.

Baca juga : Urgensi Keberadaan Pondok Pesantren (1)

Sementara anak-anak usia muda lain yang tergabung di dalam sekolah lain, bahkan Perguruan Tinggi, masih suka lepas kontrol dan terpancing emosinya, sehingga tawuran masih sering mewarnai kehidupan mereka. Tentu saja tidak semua sekolah umum melakukan tawuran, namun jumlah keterlibatan mereka semakin meluas. Bukan hanya di perkotaan, tetapi sudah merambah ke daerah-daerah atau kota-kota kecil.

Baca juga : Meneguhkan Budaya Di Balik Bahasa (2)

PP dan madrasah memiliki resep ampuh dan efektif di dalam menanamkan karakter dan kepribadian utuh terhadap para santrinya, yaitu mengefektifkan penggunaan malam hari. Jam pelajaran para santri, khususnya yang mondok, jauh lebih panjang ketimbang di sekolah-sekolah umum atau sekolah biasa. Bahkan malam hari terkadang anak-anak tidak mendapatkan pembinaan dan pengawasan di lingkungan rumahnya karena mungkin orang tuanya masing-masing sibuk dengan berbagai macam kesibukannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.