Dark/Light Mode

Polemik Diksi ‘PBNU Radikal’ Dalam Buku Siswa SD

TOTOK SUPRAYITNO : Kami Tidak Memaknai NU Sebagai Ormas Radikal

Senin, 11 Februari 2019 10:48 WIB
Polemik Diksi ‘PBNU Radikal’ Dalam Buku Siswa SD TOTOK SUPRAYITNO : Kami Tidak Memaknai NU Sebagai Ormas Radikal

 Sebelumnya 
Kapan penarikannya akan mulai dilakukan? 
Sudah mulai dilakukan kok. Jadi untuk yang format BSE (Buku Sekolah Elektronik) di website sudah ditarik, tinggal yang versi cetaknya yang belum. BSE ini ditarik sementara sampai revisinya selesai. Perbaikan ini dilakukan untuk menghindari konotasi yang kurang tepat, sekaligus supaya lebih sistematis penuangannya. 

Bisa dijelaskan sedikit, kenapa dalam buku ini NU bisa sampai dikategorikan sebagai ormas radikal? 
Jadi begini, topik yang dibahas dalam paragraf yang dipersoalkan pada buku tersebut, sebetulnya terkait dengan masa perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Hindia Belanda. 

Baca juga : SOFYAN DJALIL : Ini Penyakit Lama Yang Perlu Diperangi

Salah satu masa yang disebutkan dalam buku tersebut adalah masa awal radikal, di mana NU adalah salah satu ormas yang berjuang melawan Hindia Belanda. 

Jadi, pengertian radikal, atau keras dalam semantik kata ini adalah nonkooperatif, atau tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda. Jadi kami tidak memaknai bahwa NU merupakan organisasi radikal. 

Baca juga : DEWI KARTIKA : Gratis Bukan Berarti 100 Persen Tanpa Biaya

Tapi isi dari buku ini kan sudah terlanjur menimbulkan gejolak. Apa yang dilakukan Kemendikbud menghindarkan kejadian serupa? 
Ya kalau gejolak kami tidak bisa mengontrolnya, karena itu tergantung apa yang digejolakkan. Hal sepele bisa saja digejolakkan. Tapi yang jelas, proses penulisan buku itu dari tahun ke tahun, dari waktu ke waktu selalu kami sempurnakan, termasuk di dalam proses seleksi penulisnya. 

Seperti sekarang, kami melakukan seleksi penulis itu melalui semacam sayembara atau kompetisi, di mana calon penulis harus menulis buku tertentu. Tentunya juga harus sesuai, dengan kecocokkan dan bidang ilmu yang dimilikinya, untuk menulis ilmu tertentu. Kemudian juga tetap akan kami kembangkan, karena sesempurna apa pun buatnya, belum tentu hasilnya sempurna. 

Baca juga : ACE HASAN SYADZILY : Sertakan Bukti-bukti Kuat, Jangan Asumsi

Pendekatan melalui ekosistem terbuka saya kira perlu. Jadi tetap dibuka kemungkinan, bahwa buku yang sudah rilis itu tetap ada kekurangtepatan sana sini. Oleh karena itu, keterlibatan pembaca itu sangat diperlukan, untuk memberikan masukan kepada lembaga yang kami sediakan.  [NDA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.