Dark/Light Mode

RI Peringkat 3 Fatherless Country

Hai Para Ayah, Lebih Dekatlah Dengan Anak, Jangan Sampai Menyesal

Sabtu, 12 November 2022 11:25 WIB
Kedekatan dengan orangtua adalah vitamin bagi perkembangan jiwa anak. (Foto: Net)
Kedekatan dengan orangtua adalah vitamin bagi perkembangan jiwa anak. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak tahun 2004, tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional.

Sama seperti posisi ibu, sosok ayah juga memiliki peran yang tak kalah penting dalam perkembangan jiwa anak. 

Ayah dan ibu adalah kesatuan. Anak butuh keduanya sebagai keseimbangan kesadaran mereka.

Namun sayangnya, kondisi fatherless - ayah yang ada tapi tiada - masih banyak ditemui sehari-hari.

Terkait hal ini, Psikolog Irma Gustiana A mengungkap, ada banyak kisah tentang fatherless dalam keluarga, yang sering kita dengar atau ketahui.

Terutama, di Indonesia yang menduduki peringkat ketiga fatherless country di dunia.

Baca juga : Bahlil: Tetap Waspada, Jangan Sampai Terbuai

"Menjadi seorang ayah yang baik, bukan berarti harus menjadi super-ayah/bapak/papa/daddy. Hanya dengan cara mudah, seperti meluangkan waktu, memberikan telinga untuk mendengarkan, memberikan kehangatan melalui kalimat, sentuhan atau bentuk kasih sayang lainnya. Itu saja sudah lebih dari cukup, yang dibutuhkan anak dari ayahnya," papar Irma via laman Instagramnya.

Founder Klinik Ruang Tumbuh ini menjelaskan, ketika anak punya hubungan baik dengan ayahnya, akan banyak ingatan baik yang tercipta.

Dia akan mudah mengingat ayahnya, dalam bentuk cerita yang hangat, tawa yang bahagia. Atau perasaan yang menghangatkan hati.

Tapi, bagaimana dengan anak yang ayahnya ada tapi tiada? Ayah yang seakan asing dalam hidupnya? Fisiknya ada di sekitar anak, tapi jiwanya tidak terkoneksi?

Soal ini, Irma menerangkan, perasaan "terlepas" dari koneksi, akan membuat anak mengalami fatherless.

Muncul sejuta tanya, kenapa ayah nggak pernah tanya, aku ngapain aja? Apa yang aku lakukan? Apa aku baik-baik aja?

Baca juga : Ganjar: Amalkan Nilainya, Jangan Tergoda Ideologi Lain

 Kenapa Ayah, seakan nggak peduli? Ayah kemana aja selama ini, baru mau tahu tentang aku sekarang?

Ini bisa menjadi pertanyaan batin anak, yang merasa asing dan kecewa dengan ayahnya.

Anak yang fatherless, bisa merasa kecewa teramat sangat dengan ayahnya. Tapi sesungguhnya, dia juga memiliki rasa kecewa yang lebih besar terhadap dirinya.

"Anak bisa kecewa dan bertanya-tanya pada diri: kenapa aku nggak bisa membuat ayah mencintaiku? Apa yang membuat ayah begitu jauh dari aku?" beber Irma.

Anak yang fatherless, juga bisa memiliki rasa rendah diri, kurang bisa mengambil keputusan, motivasi rendah, serta rentan mengalami gangguan kesehatan mental, dan potensial memiliki ide untuk mengakhiri hidup.

Anak laki-laki yang fatherless, akan lebih terlihat nyata dalam mengekspresikan rasa kecewanya. Melalui tindakan destruktif seperti merusak, agresif, tindakan kriminal atau penyalahgunaan obat-obatan.

Baca juga : Kapolri: Sehari-harinya, Dia Lebih Dekat Dengan Ferdy Sambo

Sementara anak perempuan yang fatherless, cenderung memendam dan menahan rasa kecewanya terhadap Ayah.

Selain potensial menjadi depresi, pergaulan bebas bisa menjadi salah satu cara melepaskan rasa sakit hatinya, karena kehilangan figur ayah.

"Ayah dan anak, seharusnya tidak sebatas hanya akta kelahiran saja, kartu keluarga, atau kumpulan foto yang dibingkai dan diperlihatkan di media sosial tanpa jiwa. Karena, salah satu tugas ayah, adalah memastikan bahwa anak-anaknya bisa tumbuh sehat fisik dan mental," tegas Irma. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.