Dark/Light Mode

Ini Bacaan Niat Sahur Puasa Ramadan Dalam Bahasa Arab Dan Dalil Pentingnya Sahur

Senin, 11 Maret 2024 17:30 WIB
Ini Bacaan Niat Sahur Puasa Ramadan Dalam Bahasa Arab Dan Dalil Pentingnya Sahur

RM.id  Rakyat Merdeka - Sahur atau makan dan minum sebelum imsak, adalah bagian penting dari ibadah puasa khususnya puasa bulan Ramadan. Selain makan, juga ada niat sahur yang harus diketahui.

Dari sisi bahasa, kata "sahur" berasal dari bahasa Arab, سحور (suhur), yang berarti "akhir malam". Akar katanya, سحور (suhuur). Jika sahuur bermakna sebagai makanan yang disantap saat sahur, suhuur diartikan sebagai kegiatan makan waktu sahur.

Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk sahur terlebih dahulu sebelum berpuasa, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan juga Imam Ahmad.

"Barangsiapa yang mau berpuasa hendaklah sahur dengan sesuatu," (HR. Ibnu Abi Syaibah [3/8] dan Ahmad [3/367]).

Tujuan sahur, kata Rasulullah, salah satunya adalah sebagai pembeda puasa umat Islam dengan puasa golongan ahli kitab yakni Yahudi dan Nasrani.

"Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur." (HR. Muslim no. 1096).

Hal terpenting dari sahur adalah niat. Karena sah atau tidaknya puasa sangat ditentukan oleh ada atau tidak adanya niat.

"Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya." (HR Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Lalu bagaimana lafaz niat sahur?

Baca juga : KPU Bantah Hasil Pemilu Sudah Diatur

Niat sahur ada beberapa versi, Anda bisa memilih salah satu di antaranya:

Pertama:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’I fardhi syahri Ramadhani hadzihis sanati lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardu di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

Kedua:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ إِنِّي نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ مِنْ فَجْرِ هَذَا الْيَوْمِ فَقَبِّلْهُ مِنِّي يَامُعَذِّبَ الْمُعَذَّبِينَ

Asyhadualla Ilaha Illallah, wahdahula syarikalah. Wa asyhaduanna Muhammadan 'Abduhu Warasuluh. Allahumma inni nawaytu shauma syahri ramadhana min fajri hazal yaumi faqabbalhu minni ya mu'adzzabal mu'adzzabin.

Artinya:

"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Ya Allah, sesungguhnya aku berniat berpuasa di bulan Ramadan pada hari ini, sejak fajar hingga matahari terbenam. Terimalah puasaku, wahai Tuhan yang mengadili orang-orang yang disiksa."

Baca juga : Pesan Jokowi Jelang Ramadan: Jaga Pasokan Dan Stabilitas Harga Sembako

Setelah melafalkan niat sahur, kamu juga bisa menambahkannya dengan melafalkan doa syukur atas sahur yang telah disantap. Berikut adalah doanya:

يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ

Yarhamullâhul mutasahhirîn.

Artinya, “Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya bagi mereka yang bersahur.”

Ketiga, niat puasa Ramadhan versi Kitab I'anatut Thalibin:

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma Ramadhana.

Artinya: "Aku berniat puasa bulan Ramadhan."

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْعَنْ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma ghadin min'an Ramadhana.

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan."

Keempat, niat puasa Ramadhan versi kitab Asnal Mathalib 

نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Baca juga : Ini Alasan Pemerintah Jagokan ASN Dengan Talenta Digital Pindah Ke IKN

Nawaitu shaumal ghadi min hadzihis sanati 'an fardhi Ramadhana.

Artinya: "Aku berniat puasa pada esok hari tahun ini perihal kewajiban Ramadhan."

Perbedaan Pendapat Soal Niat Puasa

Terdapat sedikit perbedaan pendapat mengenai waktu niat puasa Ramadhan di antara mazhab-mazhab fikih.

Menurut Mazhab Syafi'i niat puasa harus dilakukan setiap hari pada malam hari selama bulan Ramadhan. Sementara menurut Mazhab Maliki, niat cukup dibaca pada malam pertama Ramadhan untuk puasa sebulan penuh.

Lalu bagaimana pendapat Majelis Ulama Indonesia (MUI)?

MUI menganjurkan untuk mengikuti pendapat Mazhab Syafi'i, yaitu membaca niat puasa setiap hari. Hal ini untuk memperkuat kehati-hatian dan memastikan kesempurnaan ibadah puasa.

Demikian ulasan niat puasa, semoga bermanfaat. Selamat menunaikan ibada puasa Ramadhan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.