Dark/Light Mode

Potensi Kebakaran Di Jakarta Meningkat Selama Ramadan

Habis Sahur, Tolong Matikan Kompor Ya

Selasa, 26 April 2022 07:30 WIB
Sejumlah kios dan rumah terbakar di pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (24/4/2022). Pemadam kebakaran mengerahkan 14 unit mobil dalam peristiwa itu. (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/pras).
Sejumlah kios dan rumah terbakar di pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (24/4/2022). Pemadam kebakaran mengerahkan 14 unit mobil dalam peristiwa itu. (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/pras).

 Sebelumnya 
Hal itu karena ibu rumah tangga harus memasak hidangan sahur dan berbuka untuk keluarga. Masyarakat terkadang lalai dan ceroboh usai memasak.

“Misalkan, meninggalkan kompor menyala, lalu yang bersangkutan ketiduran. Itu menjadi faktor pemicu kebakaran,” ujar Jupiter.

Dia meminta masyarakat rutin mengecek instalasi listrik di rumah untuk mencegah terjadinya kebakaran. Segera mengganti instalasi listrik yang sudah rusak maupun tua atau usang. Minimal, ada pengecekan dari tenaga yang berkompeten.

Korsleting Listrik

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan, 80 persen penyebab kebakaran di Ibu Kota karena korsleting listrik.

Baca juga : Sahabat Ganjar Gelar Lomba Baca Al-Quran, E-Sport, Dan Bagikan Sembako

Menurutnya, Jakarta dalam kurun waktu setahun telah terjadi kebakaran sebanyak 1.000 kejadian.

“Masalah kebakaran menjadi hal yang kadang-kadang sering terabaikan, padahal di Jakarta itu setahun bisa 1.000 kali. Artinya, sehari bisa tiga kali. Nah, penyebab utamanya 70 persen hingga 80 persen dari listrik,” jelasnya.

Yayat menekankan, masyarakat harus bisa memastikan aliran listrik di tempat tinggalnya terpasang dengan aman sesuai prosedur.

“Nah, kalau dipasang tidak benar, bahannya juga tidak benar. Artinya, kualitas tidak memenuhi persyaratan otomatis bisa menjadikan masalah,” ujarnya.

Potensi kebakaran meningkat ketika cara pemasangan listrik tidak profesional, kemudian menggunakan bahan-bahan yang tidak memenuhi standar.

Baca juga : Kebutuhan Jasa Meningkat, CKB Group Tingkatkan Layanan Kargo

Yayat berharap, masyarakat dapat melakukan pengecekan rutin instalasi listrik dan memastikan kabel-kabel tidak terbuka serta terpasang dengan baik.

Dia mengimbau, setiap pemasangan listrik harus dicek apakah ada instalasi tambahan kedua pemakaian.

“Cara pemakaian, misalnya satu sumber ditumpuk-tumpuk. Ketika mau menyambung pakai kabel cepat panas, mudah meleleh dan korsleting,” jelas dia.

Yayat berharap, masyarakat tidak menggunakan perlengkapan elektronik rumah tangga secara berlebihan, sehingga bisa menyebabkan mesin panas dan muncul korsleting listrik.

“Masyarakat 24 jam menggunakan instalasi listrik, karena di lingkungan padat, biasanya kipas dan televisi digunakan selama 24 jam. Kalau begitu terus, mesin bisa panas, perlu diistirahatkan,” sarannya.

Baca juga : Bamsoet Dorong Peningkatan Prestasi Olahraga Otomotif

Yayat mengatakan, masyarakat harus bisa mengantisipasi apabila kejadian darurat seperti kebakaran.

“Apabila ada korban jiwa, ini lebih parah lagi. Karena banyak orang membuat sistem pengamanan rumahnya kadang-kadang berlebihan. Sudah dipagar, pakai teralis, digembok, dikunci semua,” pungkasnya.  [DRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.