Dark/Light Mode

Pembatasan Mobilitas Warga Ampuh Tekan Polusi

WFH Kudu Didorong Jadi Budaya Baru Di Ibu Kota

Rabu, 22 Juni 2022 07:30 WIB
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memaksimalkan ruang di 
Bundaran Semanggi untuk penghijauan guna mengurangi polusi akibat tingginya mobilitas warga. (Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RM).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memaksimalkan ruang di Bundaran Semanggi untuk penghijauan guna mengurangi polusi akibat tingginya mobilitas warga. (Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RM).

 Sebelumnya 
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan Pemprov terus bekerja untuk memperbaiki setiap masalah di Ibu Kota.

“Teman-teman tahu macet, tapi kan kita terus bangun infrastruktur transportasi dan kita lihat pertumbuhannya sangat baik. Teman-teman bisa lihat upaya kita,” kata Riza, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/6).

Riza menyebut Pemprov DKI Jakarta memiliki progam Langit Biru yang berfokus pada perbaikan kualitas udara. Selain itu, program penambahan RTH dan berbagai program lainnya.

Baca juga : Mobilitas Warga Naik Polusi DKI Memburuk

Sebagai informasi, sepekan terakhir lembaga data kualitas udara IQ Air menempatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Bahkan, pada Senin (20/6) indeks kualitas udara Jakarta tembus di angka 193 atau mengandung konsentrasi PM2.5 sebesar 27 kali lebih tinggi dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

PM2.5 mengacu pada materi mikroskopis tertentu dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, dengan berbagai efek merugikan pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca juga : 7up Kunci Sukses Bangun Karier & Profesionalisme

Berdasarkan analisa BMKG, konsentrasi PM 2.5 yang tinggi di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal. Seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.

Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM 2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Angin yang membawa PM 2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM 2.5.

Faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan PM 2.5 bersumber dari tingginya kelembaban udara yang menyebabkan peningkatan proses adsorpsi atau perubahan wujud dari gas menjadi partikel. Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.

Baca juga : Kementan Pastikan Pasokan Daging Sapi, Ayam Dan Telur Di Bandung Aman

IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker saat berada di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor masuk ke dalam rumah. Selain itu, menggunakan pembersih udara dan hindari olahraga di luar ruangan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.