Dark/Light Mode

Jumlah Hidran Minim Dan Sering Mampet

Petugas Damkar Pake Air Got Dan Kali Padamkan Api

Rabu, 31 Agustus 2022 07:30 WIB
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang membakar rumah penduduk di kawasan Jalan Simprug Golf Dua, Jakarta, Minggu (21/8/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww).
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang membakar rumah penduduk di kawasan Jalan Simprug Golf Dua, Jakarta, Minggu (21/8/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww).

 Sebelumnya 
Satriadi menjelaskan, masyarakat area tersebut sudah diajarkan cara menggunakan hidran tersebut agar bisa cepat memadamkan api sembari menunggu petugas Dinas Gulkarmat datang.

“Teorinya kan api tidak mungkin langsung besar, pasti kecil dulu. Ketika api masih kecil, masyarakat bisa menggunakan hidran mandiri terlebih dahulu,” papar dia.

Selain itu, pihaknya sudah membentuk Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL) tingkat RW. Peran SKKL melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran. Sebab, banyak warga belum tahu bagaimana mencegah dan menangani kebakaran.

Tekanan Kecil

Satriadi menuturkan, peran hidran di lokasi kebakaran sejauh ini belum optimal untuk memadamkan api. Karena, tekanan airnya kecil.

Baca juga : Ulama Dan Ribuan Santri Tanah Pasundan Doakan Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024

“Ibaratnya kalau dilihat di film kartun, air hidran bisa ngangkat mobil. Tapi kalau di sini kita yang harus nyedot ke hidran, bukannya mengandalkan tekanan,” ujar Satriadi.

Sebelumnya, pemadaman kebakaran di Jalan Simprug Golf 2, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (21/8) terkendala ketersediaan sumber air. Akibatnya, sejumlah unit mobil pemadam kebakaran ditambahkan guna membuat rangkaian air.

“Kendalanya sumber air yang susah dan jauh sehingga butuh mobil banyak untuk membuat rangkaian,” ujar Petugas Call Center Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Nizam.

Tak hanya di Simprug, petugas juga mengalami kesulitan akses air saat memadamkan kebakaran di pemukiman padat penduduk Jalan Swadaya Rukun Tetangga (RT) 13, Rukun Warga (RW) 2, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin (29/8).

Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur, Gatot Sulaeman menuturkan, selain pasokan air, mobil parkir sembarangan ikut menyulitkan mobilitas mobil damkar.

Baca juga : Daftar Pemilu, AHY Jalan Kaki Datangi KPU

“Kami agak kesulitan menjangkau lokasi karena banyak mobil parkir di jalan, kemudian sumber air juga jauh,” katanya.

Saat itu, untuk mendapatkan akses air, petugas meminta air di pabrik-pabrik yang berada di sekitar wilayah tersebut.

Meski api dapat dipadamkan dalam waktu satu jam, kebakaran di Cakung ini menyebabkan 40 rumah hangus dan 54 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.

Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino mengatakan, banyaknya peristiwa kebakaran menjadi catatan serius untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terutama Dinas Gulkarmat.

“Keterlambatan petugas dan mobil damkar sepersekian detik saja akan berdampak kepada masyarakat yang berada di pemukiman padat,” ujarnya.

Baca juga : Kemenag Siapkan Bantuan Dana Pengelola Wakaf Produktif Dan KUA Percontohan

Wibi menyoroti peristiwa kebakaran di Simprug yang terjadi di lokasi pemukiman padat penduduk. Petugas pemadam kebakaran terlambat datang dan membuat kobaran api semakin meluas.

“Ini menjadi catatan serius kita untuk Pemprov DKI Jakarta, terutama untuk Gulkarmat, bahwasanya di tempat hunian padat seperti ini minimal ada lokasi-lokasi pengambilan air,” tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.