Dark/Light Mode

Kurangi Beban TPST Bantargebang

DKI Akan Cukur Gunung Sampah 1.000 Ton/Hari

Kamis, 16 Februari 2023 07:30 WIB
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan kembali membangun Refuse Derived Fuel (RDF) Plant kedua di Jakarta. Saat ini, RDF Plant milik Pemprov DKI pertama didirikan di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. (Foto: Istimewa).
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan kembali membangun Refuse Derived Fuel (RDF) Plant kedua di Jakarta. Saat ini, RDF Plant milik Pemprov DKI pertama didirikan di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Susah Diolah

Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) menilai, fasilitas RDF di TPA dan TPST tidak menjawab persoalan sampah di Ibu Kota.

Alasannya, fasilitas itu tidak berorientasi pada pengurangan sampah dari sumbernya. Belum lagi, fasilitas tersebut tidak mampu mengolah sampah dengan kandungan zat berbahaya.

Baca juga : DKI Targetin Tahun Ini Babat 400 Tiang Kabel

Founder Nol Sampah, Her­mawan Some juga ragu fasilitas RDF efektif untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Dijelaskan­nya, RDF merupakan proses pengolahan sampah secara termal. Yakni, pengolahan dengan cara pembakaran sampah skala besar untuk menghasilkan energi.

“Saat ini sampah kita belum terpilah. Siapa yang bisa menja­min kalau ada sampah B3, vinyl, PVC, kaca dan aluminium foil tidak ikut terbakar dan menim­bulkan racun?” kritiknya.

Hermawan mengungkapkan, fasilitas RDF sudah banyak yang gagal karena tidak bisa menutupi biaya operasional yang tinggi. Seperti yang terjadi di TPST Banjar­bendo, Sidoarjo, Jawa Timur, yang saat ini sudah mulai mengurangi produksi dari fasilitas RDF.

Baca juga : Ganjar Yakin Target Pengangkatan Sejuta Guru Tercapai

“Di TPA Ponogoro juga sem­pat ada fasilitas RDF tetapi hanya jalan beberapa bulan saja,” ungkapnya.

Peneliti dari Environmen­tal Conservation Organization (Ecoton), Eka Chlara Budiarti menambahkan, banyak plastik dan kemasan makanan yang mengandung zat adiktif. Menu­rutnya, zat-zat adiktif itu mengandung racun dan dapat lepas ke udara saat produk dibakar.

“Salah satunya mikroplastik yang tidak kasat mata. Zat itu dapat terhirup maupun terserap ke dalam pori-pori kulit hingga dapat menumpuk di organ tu­buh,” sebutnya.

Baca juga : Peradi Berikan Bantuan Bagi Korban Gempa Cianjur

Eka juga mengingatkan, plastik yang dilelehkan akan merusak struktur polimernya. Sehingga zat aditif dalam plastik yang didaur ulang akan mudah terlepas ke lingkungan.

“Zat ini bisa membentuk se­nyawa yang bahaya bagi kesehatan, terutama bagi mereka yang terpapar,” jelasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.